Inilah 3 Aspek Nilai Jual Arema Tinggi

Kamis, 28 Mei 2015 - 14:17 WIB
Inilah 3 Aspek Nilai Jual Arema Tinggi
Inilah 3 Aspek Nilai Jual Arema Tinggi
A A A
MALANG - Tidak semua klub profesional memiliki power untuk menjaga eksistensi di saat kompetisi sepi. Ketika vakum menjadi pilihan banyak klub, beberapa klub memilih tetap beraktivitas walau dalam kondisi terbatas.

Arema Cronus adalah salah satu dari sedikit klub yang masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Pemain tetap rutin berlatih sembari 'ngamen' alias memenuhi undangan laga persahabatan, dengan tujuan agar tetap eksis maupun mencari pendapatan.

Nyatanya tak semua tim tak bisa menjalankan strategi seperti Singo Edan. Kenapa begitu? Daya jual tinggi menjadi jawabannya. Arema memiliki magnet yang membuat klub lain tertarik melayangkan tawaran pertandingan, baik tunggal maupun berformat turnamen atau trofeo.

Laga lawan Sleman Selection dan Persis Solo bisa menjadi referensi. Tuan rumah meraup keuntungan yang lumayan dengan mengundang Arema Cronus akhir pekan lalu. Persis mengeruk keuntungan kotor dari laga di Stadion Manahan adalah Rp266.234.000.

Jika dipotong sebagian saja buat biaya pertandingan dan match fee Singo Edan, maka hasilnya masih cukup besar untuk situasi sepi kompetisi seperti ini. "Arema punya daya tawar tinggi dan kelebihan itu yang kami maksimalkan sekarang ini," kata General Manager Arema Ruddy Widodo.

Melihat secara keseluruhan pada tim Arema Cronus, memang ada beberapa aspek yang membuat mereka 'laku keras' alias mendapat banyak tawaran. Di bawah ini adalah analisis terkait aspek-aspek yang mendukung daya jual Arema.

Golongan A
Merekam jejak Arema dalam beberapa musim terakhir, tak berlebihan jika menempatkan klub ini di 'golongan A' alias tim papan atas. Klub yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan sejajar dengan Persipura Jayapura dan Persib Bandung, rival dalam perburuan gelar di tiga musim terakhir. Dengan label tersebut, Arema juga relatif rendah hati.

Artinya tim asuhan Suharno tidak rewel meminta ini-itu dalam memenuhi undangan klub lain walau membawa status tim papan atas. Mereka bisa fleksibel dalam urusan akomodasi dan transportasi, sehingga tidak merepotkan tuan rumah. Aspek ini sangat penting karena tak semua klub yang mengundang adalah klub besar. Sepertidi Sleman dan Solo, tuan rumah berada di level Divisi Utama yang kemampuannya terbatas.

Skuad Mentereng
Walau tak sampai disebut tim bertabur bintang seperti musim 2013 silam, skuad Singo Edan saat ini masih terbilang mentereng untuk ukuran kompetisi level satu. Hampir semua pemainnya pernah atau masih menjadi kekuatan tim nasional. Taruh saja Cristian Gonzales, Samsul Arif, Ahmad Bustomi, Kurnia Meiga, Hasim Kipuw, Victor Igbonefo, hingga Arif Suyono.

Keberadaan mereka tentunya dijadikan daya tawar bagi klub lain dan berharap publik tersedot ke stadion untuk melihat kiprahnya. Menyaksikan mereka walau di laga persahabatan, sudah cukup menarik di tengah keringnya kompetisi sekarang ini.

Militansi Aremania
Ketika sebuah klub mengundang Arema dan berharap banyak penonton di stadion, maka Aremania bisa menjadi penyumbang yang signifikan. Di mana pun bertanding, berbentuk apa pun pertandingannya, setidaknya ratusan Aremania sudah pasti berada di tribun.

Militansi mereka jelas sangat membantu tuan rumah dalam penjualan tiket, terlepas dari keberadaan suporter tuan rumah sendiri. Jadi bisa dikatakan Arema dan Aremania adalah satu paket dalam acara 'ngamen'. Tim Arema memberikan hiburan di lapangan, Aremania turut andil dengan membeli tiket. Tidak semua klub memiliki aset seperti itu. Jadi klub pengundang mendapatkan keuntungan dengan militansi Aremania yang pastinya meningkatkan jumlah penonton di stadion.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.3948 seconds (0.1#10.140)