Dampak Kisruh PSSI vs Menpora: Pengusaha Jersey Menjerit, PHK 11 Pegawai

Rabu, 03 Juni 2015 - 16:01 WIB
Dampak Kisruh PSSI vs Menpora: Pengusaha Jersey Menjerit, PHK 11 Pegawai
Dampak Kisruh PSSI vs Menpora: Pengusaha Jersey Menjerit, PHK 11 Pegawai
A A A
BANDUNG - Berhentinya liga domestik di tanah air, sebagai dampak kisruh sepak bola nasional sudah menyentuh ke pihak yang paling dasar. Para produsen dan penjual jersey serta atribut klub sepak bola mulai kehilangan pembeli. Bahkan ancaman gulung tikar pun sudah di depan mata.

Seperti yang dialami Dede Hildan. Pria yang lama berkecimpung di industri pembuatan jersey ini sudah merasakan dampak krisis sepak bola nasional. Pria yang menjalankan usaha jersey sejak tahun 1994 silam, baru kali ini merasakan bisnis yang digelutinya mengalami kerugian.‎ Bahkan omset penghasilannya menurun sangat drastis alias terjun bebas.

"Bukan menurun lagi, tapi sudah hampir berhenti bisnis yang saya jalani. Tidak ada penjualan lagi," ujar pria yang akrab disapa Kang Ade ini saat ditemui di Stadion Persib (Sidolig), Ahmad Yani Bandung, Rabu (3/6/2015).

Dia pun harus memberhentikan pekerjanya alias PHK sebanyak 11 orang dari 22 pegawai yang dipekerjakan. Seretnya pendapatan memaksa Kang Ade melakukan rasionalisasi. "Saya punya tiga tempat (toko), dua tempat yang berada di rumah berhenti total, jumlahnya delapan orang‎. Disini (Stadion Persib), saya berhentikan tiga orang asalnya enam orang. Saya terpaksa memberhentikan mereka, karena sudah tidak ada produksi, padahal sebentar lagi sudah mau memasuki bulan puasa," sesalnya.

‎Bukan hanya itu, lanjut Kang Ade, enam reseller pelanggan tetap pun terpaksa menjalani bisnis barunya. "Mungkin kalau sekarang penghasilannya dari tim lokal seperti SSB (Sekolah Sepak Bola), atau perusahaan-perusahaan. Itu juga kalau ada. Paling sehari cuma dua potong. Biasanya, sehari bisa sampai seratus lebih," ungkapnya.

‎Selama ini, pasar penjualan Kang Ade bukan hanya di Bandung saja, melainkan sudah merambah ke seluruh pelosok Indonesia, dan bahkan beberapa kali memasok barang ke kawasan Asia hingga Timur Tengah. ‎

Namun, kini Kang Ade tidak lagi mendapat pesanan jersey klub lokal, apalagi setelah FIFA selaku federasi sepak bola dunia bertindak tegas memberikan sanksi terhadap sepak bola Indonesia.

"Sekarang beralih balik lagi ke pesenan seperti dulu saja saat ngediriin usaha, ya terima bikin kaus tim. Paling sekarang ngejar tim lokal, perusahaan, SSB, atau tim Tarkam (Antarkampung)," pungkasnya.

Kasus nyaris bangkrutnya pengusaha jersey tak hanya terjadi di Jawa Barat. Di Makassar Sulawesi selatan, sejumlah penjual jersey dan atribut klub juga kesulitan mendapatkan pembeli akibat krisis sepak bola nasional. Seperti yang dialami Uki Nugraha atau terkenal dengan nama Dg Uki yang bisnisnya mulai sulit mendapatkan pembeli. (Baca juga: Pengusaha Jersey dan Aksesori PSM Terancam Gulung Tikar)
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6607 seconds (0.1#10.140)