Sosok Gethuk Paling Tepat Arsiteki Arema

Kamis, 27 Agustus 2015 - 14:11 WIB
Sosok Gethuk Paling Tepat Arsiteki Arema
Sosok Gethuk Paling Tepat Arsiteki Arema
A A A
MALANG - Arema Cronus memutuskan tak mencari pelatih anyar untuk Piala Kemerdekaan sepeninggal Suharno. Tongkat estafet kepelatihan langsung berpindah pada Joko ''Gethuk'' Susilo yang selama ini mendampingi Suharno menangani tim Arema.

Joko Susilo ditunjuk bukan tanpa alasan. Dia adalah figur yang paling memahami tim berjuluk Singo Edan dan pengalamannya sebagai asisten pelatih dinilai cukup untuk bertarung di event seperti Piala Presiden.

Mengingat Joko sejatinya belum memiliki lisensi kepelatihan yang memadai untuk liga reguler, maka statusnya adalah Pelatih Caretaker. Dengan demikian ada dua klub yang ditangani pelatih sementara di Grup B, karena Persela Lamongan juga menunjuk asisten pelatih Didik Ludiyanto. Joko dan Didik bakal sepanggung di Piala Presiden nanti.

"Kami rasa figur Joko Susilo sangat tepat untuk menggantikan tugas sementara almarhum pelatih Suharno. Joko sangat memahami tim dan tinggal melanjutkan saja, karena selama ini sudah bertandem dengan Suharno di Arema," ungkap Ruddy Widodo, General Manager Arema.

Joko dan Didik sekilas memiliki beberapa kesamaan, baik secara latar belakang maupun pengalaman. Keduanya adalah dua pelatih muda yang sama-sama pernah menjadi caretaker sebelumnya. Joko pernah menjadi pelatih sementara Arema pada 2012 walau tidak lama.

Sedangkan Didik malah lebih dari separuh musim mengganti tugas pelatih kepala setelah Persela memberhentikan Gomes de Oliviera pada musim 2013. Uniknya, kedua pelatih ini berangkat dari tim yunior sebelum berdiri di posisinya sekarang.

Didik 'Pacul' pernah berkibar bersama Persela U-21 dan mempersembahkan trofi ISL U-21 beberapa musim silam. Sementara Joko 'Gethuk' mengawali karir kepelatihannya di Akademi Arema, semenjak masih dikelola PT Bentoel Prima.

Baik Joko maupun Didik sebenarnya memiliki kepasitas untuk naik kelas sebagai pelatih utama jika melihat kemampuannya. Sayangnya mereka terganjal lisensi kepelatihan yang belum memenuhi syarat untuk liga tertinggi atau ISL. Lisensi keduanya juga sama, B AFC.

Loyalitas Joko dan Didik juga layak diacungi jempol karena selama menjalani karir kepelatihan, mereka belum pernah berpindah ke klub lain. Walau diliputi berbagai persoalan, mereka tetap setia berada di klubnya masing-masing.

"Saya pasti akan memberikan kemampuan terbaik berbekal pengalaman di Arema selama ini. Ini tugas yang tidak ringan dan saya tentu mempunyai ambisi untuk membayar kepercayaan manajemen dan supporter," demikian tanggapan Joko Susilo soal tugas barunya.

Patut ditunggu bagaimana sentuhan keduanya di Piala Presiden nanti saat berhadapan dengan pelatih yang jauh lebih senior seperti Benny Dolo yang menangani Sriwijaya FC. Benny Dolo sendiri menjadi satu-satunya pelatih senior di Grup B.

Kontestan lain, PSGC Ciamis juga dikawal pelatih yang relatif muda dan seangkatan Joko dan Didik. Heri Rafni Kotari adalah pelatih PSGC kelahiran 1971 yang baru pensiun sebagai pemain pada 2008 dan merangkap profesi sebagai anggota dewan.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6098 seconds (0.1#10.140)