Persegres-Persela: Derita Dua Tim Pantura

Sabtu, 28 November 2015 - 15:37 WIB
Persegres-Persela: Derita Dua Tim Pantura
Persegres-Persela: Derita Dua Tim Pantura
A A A
MALANG - Dua tim kasta tertinggi Liga Indonesia dari pantai utara (Pantura) Jawa Timur, Persegres Gresik United dan Persela Lamongan, mengalami derita yang sama di Piala Jenderal Sudirman (PJS) 2015. Mereka sebagai juru kunci di grup masing-masing dan dipastikan tidak lolos ke babak perempat final.

Sejauh ini, status keduanya juga menjadi tim yang paling banyak kebobolan. Di Grup C, gawang Persela yang dikawal Khoirul Huda sudah bocor 12 kali. (Baca juga: Persela Terima Kalah, Ogah Komentari Wasit). Sementara Persegres yang bersaing di Grup A, sudah kebobolan delapan kali. Jumlah kebobolan Persegres masih mungkin bertambah karena pada laga pemungkas, akan menghadapi Persija Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Ini sepertinya mengulang memori yang sama di Piala Presiden 2015, keduanya seirama mengakhiri fase grup sebagai juru kunci. Tapi saat itu Persela masih lebih baik karena sanggup merenggut dua angka di Malang, sedangkan Persegres selalu kalah di tiga pertandingan.

Nasib serupa tim bertetangga ini salah satunya disebabkan pendanaan yang berada di level sama. Laskar Joko Tingkir dan Laskar Jaka Samudra tidak terlalu menggebu di sejumlah turnamen karena keterbatasan dana, sekalipun mendapat subsidi dari penitia penyelenggara turnamen.

Pemain yang didatangkan pada akhirnya bukan berstatus bintang. Murah meriah, demikian kalau boleh disebut. Plus persiapan minim, aset yang kualitasnya terbatas sangat sulit bersaing dengan kontestan yang mempunyai kualitas di atasnya.

"Kami sudah melakukan semuanya dengan maksimal, merekrut pemain yang menurut kami terbaik di antara sekian pilihan, serta persiapan teknis secara optimal. Kami juga sudah bertanding dengan semangat tinggi. Tapi maaf hasilnya tidak sesuai dengan target sebelumnya," kata Pelatih Persela Didik Ludiyanto.

Sebenarnya ada perbedaan antara konsep Persela dan Persegres. Jika Persela masih 'normal' dengan memakai aset impor, Persegres sejak semula memang sengaja memainkan aset lokal. Pelatih Widodo C Putro pun tak keberatan timnya berisi pemain lokal dengan kualitas sangat biasa.

Manajemen Persegres mengakui posisi di dasar klasemen grup Malang cukup masuk akal jika melihat kekuatan tim secara umum. "Hanya Persegres yang berani tanpa pemain asing dan kami juga tak punya pemain bintang. Tak masalah, yang terpenting kami sudah berupaya maksimal dan bangga dengan kekuatan lokal," kata Manajer Persegres Bagoes Cahyo Yuwono.

Kini tim biru Persela dan tim kuning Persegres tinggal melakoni satu laga sisa yang tidak menentukan lagi. Setelah itu, seperti di Piala Presiden lalu, tim pesisir utara hanya akan menjadi penonton hingga berakhirnya turnamen.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5141 seconds (0.1#10.140)