Macan Putih di Ambang Kematian

Senin, 21 Desember 2015 - 16:51 WIB
Macan Putih di Ambang Kematian
Macan Putih di Ambang Kematian
A A A
KEDIRI - Persik Kediri di ambang kematian setelah memutuskan vakum selama 2015. Eks pengurus Macan Putih menyatakan ketidaksanggupannya melanjutkan eksistensi klub karena persoalan finansial yang cukup rumit.

Persik Kediri sempat kembali ke Indonesia Super League (ISL) 2014 tapi kemudian kembali terdegradasi karena tak lolos finansial. Klub ini memutuskan vakum dan PT Liga Indonesia sempat memberikan kesempatan setahun untuk memulihkan kondisi keuangan.

Tapi hingga berakhirnya 2015 ini, tidak ada sinyal kebangkitan tim berjuluk Macan Putih. Eks pengurus pun menyatakan tak sanggup membangkitkan klub idola Persikmania tanpa dukungan sponsor yang meyakinkan. Bahkan kini Persik berada di ambang kematian.

Ada dua pilihan yang dihadapi Persik. Menemukan investor baru atau membiarkan klub mati. Itu menjadi konsekuensi logis karena sejak PT Gudang Garam tak menggelontorkan dana, tim ungu tidak pernah lagi menemukan sumber dana yang benar-benar meyakinkan.

"Kami tidak sanggup mengurus Persik karena tidak adanya sponsor. Siapa saja yang ingin mengambil alih Persik silakan saja, atau mungkin ada klub baru yang menggantikan Persik di Kediri,"ungkap Barnadi, yang terakhir menjabat Sekretaris Umum Persik Kediri.

Jika ada klub baru, tentu saja eksistensi Macan Putih harus berakhir. Klub yang dua kali juara Liga Indonesia tersebut bahkan hingga saat ini masih menunggak gaji pemain pada musim 2014 dan belum ada kejelasan kapan tunggakan-tunggakan akan dilunasi.

Sementara untuk mencari investor juga sulit, karena Persikmania tak menghendaki klubnya hengkang dari Kediri. "Persik memang terbuka untuk investor, tapi di sisi lain ada penolakan dari publik Kediri kalau klub ini harus berpindah ke kota lain," tambah Barnadi.

Dengan situasi ini, sangat sulit Persik bisa kembali bangkit pada 2016 nanti jika tidak ada perubahan drastis dari aspek finansial. Jangankan mengikuti kompetisi atau turnamen, bahkan untuk membentuk tim baru juga belum sanggup karena masih ada tunggakan yang harus dilunasi.

"Saya rasa jika kondisinya tetap seperti ini, saya meminta maaf kalau tidak bisa membangkitkan Persik lagi. Semoga ada perubahan besar dan Persik bisa kembali seperti dulu lagi. Saya sendiri sebenarnya tidak rela kalau Persik harus mati, karena klub ini punya sejarah bagus," tandas Barnadi.

Pada akhir 2014 hingga awal 2015, Persik sempat susah payah mencari sponsor, namun hanya segelintir yang bisa diraup. PT Gudang Garam saat itu juga hanya sekadar membantu tanpa ada hubungan sponsorship. Situasi seperti itu masih tetap sama walau sudah setahun berlalu.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6493 seconds (0.1#10.140)