Kader Ditangkap KPK, Jargon SBY & Demokrat Tak Korupsi Cuma Slogan

Jum'at, 01 Juli 2016 - 17:44 WIB
Kader Ditangkap KPK, Jargon SBY & Demokrat Tak Korupsi Cuma Slogan
Kader Ditangkap KPK, Jargon SBY & Demokrat Tak Korupsi Cuma Slogan
A A A
JAKARTA - Jargon 'katakan tidak pada korupsi' Partai Demokrat dan janji Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memimpin langsung pemberantasan korupsi dianggap hanya slogan biasa.

Sebab, seorang kader Partai Demokrat kembali terjerat kasus di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena belum lama ini, Wakil Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga ‎anggota Komisi III DPR I Putu Sudiartana ikut terjaring operasi tangkap tangan KPK.

Kini, anggota DPR dari daerah pemilihan Bali itu telah ditetapkan KPK sebagai tersangka atas dugaan suap dari Suprapto (SPT) selaku kepala dinas prasarana jalan dan tata ruang pemukiman Provinsi Sumatera Barat dan Yogan Askan (YA) pihak swasta.

Sudiartana diduga telah menerima suap sebesar Rp500 juta dan 40 ribu dollar Singapura terkait pengamanan proyek 12 ruas jalan di Provinsi Sumatera Barat yang anggarannya teralokasi dalam APBN-P 2016.

"Ternyata yang digembar-gemborkan Pak SBY dan Demokrat hanya slogan saja‎," kata Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia Tri Dianto kepada Sindonews, Jumat (1/7/2016).

"SBY atau Demokrat selalu gembar-gembor kalau sekarang Demokrat di bawah Ketua Umum SBY sudah bersih dari kader korup. Tapi lagi-lagi masih ada kader yang korup, itu artinya instruksi SBY gagal‎," imbuhnya.

Dia ‎pun berharap agar KPK mengusut tuntas kasus yang menyeret Putu Sudiartana itu. "Jangan berhenti pada Putu saja," ujar mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Cilacap‎ ini.

Sebab menurut dia, ‎kemungkinan masih ada pihak lain yang ikut terlibat pada kasus tersebut. Loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ini pun meminta KPK berani membongkar hingga tuntas sejumlah kasus korupsi besar yang masih belum selesai.

‎"Seperti kasus Bank Century, Hambalang dan yang terkait dengan korupsi di ESDM zaman Jero Wacik. Jangan sampai mengambang dan tidak tuntas," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5472 seconds (0.1#10.140)