Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?

Jum'at, 02 September 2016 - 17:59 WIB
Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?
Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?
A A A
MANCHESTER - Kapasitas Pep Guardiola sebagai juru kemudi tidak perlu diragukan lagi. Dia dianggap salah satu pelatih terbaik di dunia lantaran meraih banyak gelar. Tapi, ada sejumlah pihak yang malah memberi penilaian negatif.

Sejak memulai karirnya sebagai pelatih profesional, popularitas Guardiola terus meroket. Itu karena setiap klub yang diasuhnya selalu meraih trofi. Bersama Barcelona (2008-2012), dia meraup 14 titel, termasuk tiga takhta Liga Spanyol dan dua Liga Champions.

Ketika menukangi Bayern Muenchen (2013-2016), Guardiola juga hampir memenangi semua gelar. Dia tiga kali beruntun menjuarai Liga Jerman, lalu dua kali menguasai DFB-Pokal. Meski begitu, sosok berusia 45 tahun itu disebut-sebut punya sisi gelap.

Itu diungkapkan beberapa pemain yang sempat ditanganinya. Mulai dari Zlatan Ibrahimovic, Samuel Eto’o sampai Cesc Fabegras, membeberkan borok Guardiola. Berikut pengakuan mereka:

Cesc Fabregas- Barcelona (2011-2014)
Fabregas diasuh Guardiola selama satu musim. Awalnya dia sempat enjoy. Tapi, lama-lama Guardiola mulai berulah dengan menuntut disiplin terlalu tinggi soal taktik. Imbasnya, dia jadi sulit memahami sistem. “ Dengan Guardiola, saya jadi tidak bisa mengerti sistem yang diterapkan Barcelona,”

Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?


Zlatan Ibrahimovic-Barcelona (2009-2011)

Ibrahimovic menyebut Guardiola punya masalah soal filosofi. Penyerang asal Swedia itu kerap mempertanyakan kebijakan Guardiola. Itu membuatnya sering terlibat perseteruan dengan Guardiola. “Saya pernah berteriak, ‘Anda tidak punya keberanian!’. ‘Anda hanya merusak diri sendiri karena Jose Mourinho’ ‘Anda bisa pergi ke Neraka’.

Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?


Samuel Eto’o-Barcelona (2004-2009)
Eto’o mengaku meragukan apakah Guardiola manusia normal. Pasalnya, Guardiola kerap membuat keputusan aneh dan gemar cari kesalahan pemain. Buktinya, ketika Eto’o jadi top skorer dengan mencetak 30 gol dari 36 laga, dia malah dijual. “Guardiola menceramahi saya cara menyerang ketika saya beroperasi sebagai gelandang,”

Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?


Yaya Toure-Barcelona (2007-2010)
Toure terpaksa meninggalkan Barcelona karena Guardiola. Toure mengaku sulit berkomunikasi dengan Guardiola. Itu sempat berlangsung satu tahun. Itu membuatnya tidak lagi merasa betah di Camp Nou. “Guardiola tidak peduli pada saya sampai datang tawaran dari Manchester City,”

Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?


Bojan Krkic-Barcelona (2007-2011)
Krkic menyatakan Guardiola telah merusak impiannya. Dia sempat berharap bisa terus tampil di Camp Nou setelah lulus dari La Masia. Tapi, dia sulit menjalin hubungan baik dengan Guardiola. Alhasil, dia dibuang. “Berulang kali Guardiola bersikap tidak adil pada saya. Itu salah satu alasan mengapa saya memutuskan pergi,”

Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?


Alexander Hleb-Barcelona (2008-2012)
Hleb mengalami periode buruk selama diasuh Guardiola. Itu membuat gelandang serang asal Belarus itu tidak melihat Guardiola sebagai pelatih terhebat. “Saya tidak menilainya sebagai pelatih terbaik di dunia. Pelatih terbaik adalah Jose Mourinho, Alex Ferguson dan Arsene Wenger,”

Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?


Dante Bonfim Costa Santos-Bayern Muenchen (2012-2015)
Dante menilai Guardiola tidak layak disebut manusia. Guardiola tidak memandang pemain Bayern sebagai pemain, melainkan sebagai sosok asing. Itu membuat sejumlah pemain tidak tahu harus berbuat apa. “ Dari segi taktik, banyak pelatih kelas dunia. Tapi, ada yang tidak pantas disebut manusia. Itu adalah Guardiola,”.

Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?


Franck Ribery-Bayern Muenchen (2007-sekarang)
Ribery mengklaim hadirnya Guardiola memberi dampak negatif padanya. Gaya melatih Guardiola membuatnya kehilangan kepercayaan diri. Tapi, itu berakhir setelah Carlo Ancelotti menggantikannya. “Carlo Ancelotti merupakan hadiah bagi Bayern. Bersamanya, saya mendapatkan lagi kepercayaan diri,”

Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?


Thomas Mueller-Bayern Muenchen (2008-sekarang)
Mueller mengaku selalu mempersoalkan sistem yang diterapkan Guardiola. “ Guardiola hidup di dunianya sendiri. Dia akan menghabiskan waktunya sambil bertanya-tanya bagaimana cara memindahkan pemain dua atau tiga meter saat pertandingan agar menemukan solusi terbaik,”

Dua Sisi Pep Guardiola, Juru Selamat Atau Penghancur?
(mir)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5485 seconds (0.1#10.140)