Kesaksian Mantan Santri Panji Gumilang, Ponpes Al Zaytun Punya Dua Dimensi

Sabtu, 05 Agustus 2023 - 14:17 WIB
loading...
Kesaksian Mantan Santri Panji Gumilang, Ponpes Al Zaytun Punya Dua Dimensi
Alumni Ponpes Al Zaytun, Muhammad Ikhsan menyebut Al Zaytun memiliki dua dimensi. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Pondok Pesantren Al Zaytun yang dipimpin Panji Gumilang memiliki dua dimensi. Selama ini tidak banyak orang tahu mengenai hal tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh alumni Ponpes Al Zaytun, Muhammad Ikhsan.

"Al Zaytun sebenarnya itu mempunyai dua dimensi dimensi pertama itu memang apa yang terlihat di mata yaitu kompleks mahal yang tempat saya bersekolah pesantren itu sendiri. Kemudian dimensi lain adalah jamaah yang hari ini sudah diakui oleh negara melalui pernyataannya Pak Hendropriyono melalui pernyataannya Pak Mahfud MD yaitu NII," kata Ikhsan dalam Diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (5/8/2023).

Ikhsan menejelaskan ajaran sesat yang diajarkan Panji Gumilang tidak diajarkan kepada santri-santri. Hal tersebut diajarkan kepada jemaah NII. "Nah ajaran-ajaran yang selama ini tuh yang Panji Gumilang dianggap sesat itu justru diajarkannya bukan kepada kami sebagai santri Al Zaytun tapi kepada jemaah NII nya," kata Ikhsan.



Ikhsan mengungkapkan Al Zaytun yang dibuka pada 1999 itu, sampai saat ini tidak mempunyai masalah satupun terhadap kurikulumnya. "Jadi itu enggak perlu diucapkan lagi. Itu jadi stigma buruk buat kami yang mempunyai identitas yang dicantumkan sebagai alumni, sebagai santri," kata Ikhsan.



Secara prinsip santri Al Zaytun belajar sama dengan santri pesantren-pesantren lain. Belajar kurikulum yang ditetapkan oleh Kemenag lalu untuk pelajaran agamanya buku-buku kami juga adopsi dari kitab-kitab buku dari pesantren modern Gontor," kata Ikhsan.

Ikhsan mengungkapkan, para santri Al Zaytun menjadi korban di masyarakat akibat ulah Panji Gumilang.

"Kami ini enggak terlibat apa pun dalam case NII dan pengajaran-pengajarannya Panji Gumilang. Sebab Panji Gumilang hanya bertemu kami itu satu kali saja dalam seminggu di momentum setelah dzikir Jumat itu saja selebihnya itu engga ada. Kalaupun ada nanti di kepulangan santri, di apresiasi seni itu juga bukan membicarakan tentang mengajarkan sesuatu tidak Tapi bicara tentang perkembangan bangsa," ungkapnya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1037 seconds (0.1#10.140)