Ekspansi Italia ke negeri China

Sabtu, 11 Agustus 2012 - 10:08 WIB
Ekspansi Italia ke negeri China
Ekspansi Italia ke negeri China
A A A
Sindonews.com – Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) memindahkan lokasi Piala Super Italia ke luar negeri tentu punya alasan.Yang pasti,itu bukan lantaran warga lokalnya mulai jenuh menyaksikan pertandingan tersebut,melainkan demi meningkatkan popularitas Seri A.

Piala Super Italia sekarang tidak lagi mutlak harus digelar di dalam negeri.Duel yang mempertemukan juara Seri A dan Coppa Italia itu kini bisa dinikmati warga dari negara lain secara langsung. Fansdi luar Italia dapat melihat idolanya di lapangan secara langsung.Itu lantaran FIGC mengambil langkah revolusioner dengan melakukan ekspansi ke luar negeri.Menariknya, bukan hanya satu kawasan yang jadi alternatif.

Setidaknya ada tiga benua di luar Eropa yang dijadikan tempat untuk menggelar Piala Super Italia,yakni Amerika,Afrika,dan Asia. Piala Super Italia pertama kali digelar di luar negeri pada 1993 atau setelah lima tahun sejak edisi pertama.Amerika Serikat (AS) pernah menjadi tuan rumah dengan memiliki lokasi di Robert F Kennedy Memorial Stadium, Washington DC.Laga itu diakhiri kemenangan AC Milan 1-0 atas Torino.

Setelah itu,Piala Super Italia kembali digelar di dalam negeri sebelum akhirnya merambah Benua Hitam,tepatnya Libya pada 2002.Saat itu,Juventus dan Parma yang menjadi peserta saling jegal pada pertandingan yang dilangsungkan di Stadion 11 Juni,Tripoli,Libya. Keputusan itu disambut antusias warga setempat. Faktanya,sukses La Vechia Signora—julukan Juventus—menekuk Parma 2-1 disaksikan 40.000 pasang mata secara langsung.

Itu pula yang membuat FIGC lagi-lagi menggelar Piala Super Italia di luar negeri pada tahun berikutnya. Saat itu,kembali giliran Negeri Paman Sam yang dipercaya sebagai penyelenggara. Seperti dilansir Sports Yahoo,mungkin karena adanya pengaruh edisi 1993,perhelatan pada 2003 mendapat respons positif dari penduduk sekitar.Juventus dan AC Milan ikut pun terkena dampaknya.Mereka jadi dikenal penduduk AS yang sebelumnya tidak terlalu menggandrungi sepak bola.

Itu terlihat dari antusiasme 54.128 orang yang membeli tiket ke Giants Stadium,East Rutherford,New Jersey,di mana Juventus menang 5-3 atas Milan dalam drama adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 selama 120 menit. Yang menarik,ketika krisis ekonomi dunia membuat program ekspansi FIGC sempat terhenti.

Piala Super Italia terpaksa kembali digelar di stadion lokal selama lima musim berturut-turut (2004–2008).Baru, setelah keadaannya mulai normal,proyek itu kembali dilanjutkan pada 2009.Setelah merambah Amerika dan Afrika,FIGC lalu melirik Asia, kemudian memilih China sebagai tuan rumah. Tingginya jumlah penduduk membuat Negeri Tiongkok dianggap sebagai arena promosi Seri A yang tepat.Prediksi itu terbukti benar.

Sukses Inter Milan mengalahkan Lazio 2- 1 di Stadion Nasional Beijing,Beijing,ditonton tak kurang dari 68.961 penonton. Sambutan serupa terjadi pada edisi 2011 di stadion yang sama.Sebanyak 70.000 orang yang mayoritas warga China menyaksikan derby della Madonninaantara Milan kontra Inter.Zlatan Ibrahimovic dan Kevin-Prince Boateng mencetak gol yang membuat I Rossoneri— julukan Milan—menang 2-1.

Itulah sebabnya,China belakangan kerap jadi tempat berlangsungnya Piala Super Italia. Juventus dan Napoli melanjutkan tradisi itu dengan berduel di Stadion Nasional Beijing,hari ini. Apalagi,China sudah dianggap sebagai pintu masuk menuju Asia.Itu sudah dibuktikan klubklub Inggris.Tingginya penikmat Liga Primer dari Benua Kuning lantaran Manchester United (MU) dan sejumlah klub lainnya rutin melakukan tur pramusim setiap tahun.

Dan, China kerap menjadi tujuan utama. Aktivitas ini terbukti dengan menjaring banyak penggemar.Terbukti,MU memiliki lebih dari 400 juta fans dari Asia.Hal tersebut berdampak pula pada tingginya ratingLiga Primer.Terbukti, kompetisi tertinggi Negeri Ratu Elizabeth II itu paling banyak disaksikan warga Asia.Efek lainnya,tentu pemasukan menjadi ikut meningkat.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0415 seconds (0.1#10.140)