Khutbah Jumat Ketiga: Bagaimana Mengisi Jelang Akhir Ramadhan?

Jum'at, 22 April 2022 - 08:15 WIB
loading...
Khutbah Jumat Ketiga: Bagaimana Mengisi Jelang Akhir Ramadhan?
Khutbah Jumat ketiga bulan puasa ini mengambil tema tentang hal-hal yang perlu diperhatikan jelang akhir Ramadhan. Foto/dok SINDOnews
A A A
Hari ini kita memasuki Jumat ketiga 20 Ramadhan 1443 Hijriyah (22/4/2022). Berikut khutbah Jumat yang dapat dijadikan motivasi untuk mengisi 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Khutbah Jumat ketiga ini mengambil tema amalan jelang akhir Ramadhan. Materi khutbah ini disampaikan oleh Ustaz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Quran an-Nasimiyyah Semarang dilansir dari NU Online.



Khutbah I

اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ الْفُرْقَانَ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذَيِرًا، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ النِّعَمِ مِدْرَارًا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُطَهِّرُوْنَ اللهَ تَطْهِيْرًا. فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ فِىْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. بسم الله الرحمن الرحيم، إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ


Hadirin sidang Jumat Hafidhakumullah!

Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Hadirin, Kita sekarang sudah memasuki bagian-bagian akhir pada bulan Ramadhan. Kita perlu mengoreksi diri kita sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan kemarin sampai hari ini: apakah kualitas dan kuantitas ibadah kita sudah sesuai yang kita harapkan? Apabila sudah, mari kita jaga sekuat tenaga hingga akhir Ramadhan.

Jika belum sesuai dengan ekspektasi kita, mari kita tingkatkan dengan sebaik-baiknya.

اِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِالْخَوَاتِمِ

Artinya: "Setiap amal tergantung dengan endingnya."

Seperti orang yang sedang membangun rumah. Kita ini sudah membangun rumah 70 persen. Bagaimana yang 30 persen sisanya, ini sangat menentukan. Kalau finishing-nya bagus, akan jadi rumah yang indah, tapi jika finishing-nya dikerjakan secara asal-asalan, tentu rumah yang dibangun dengan permulaan susah payah, hanya akan mendapatkan nilai buruk hanya masalah 30 persen yang akhir adalah buruk.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan pada sepertiga bulan Ramadhan akhir ini. Di antaranya bahwa Allah menciptakan umat Muhammad penuh dengan keistimewaan. Sebagian keistimewaannya adalah Allah menciptakan umat Muhammad sebagai umat yang lahir di muka bumi ini pada bagian paling akhir. Kenapa?

Karena apabila ada umat Muhammad yang menjadi seorang pendosa, seumpama ia mati, di kuburan disiksa tidak terlalu lama lagi kiamat akan datang, ia akan dientaskan dari siksaan kubur. Jika ia dalam keadaan membawa iman, ia akan berpeluang besar mendapatkan syafa’at Rasulullah ﷺ.

Kata Rasulullah:

شَفَاعَتِيْ لِاَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ اُمَّتِىْ

Artinya: "Syafa’atku untuk para pendosa besar dari umatku." (HR Abu Dawud dan At- Tirmidzi)

Ada keutamaan lain, umat Muhammad tidak diciptakan oleh Allah dengan umur yang panjang-panjang, 500 tahun, 700 tahun dan lain sebagai. Umur umat Muhammad rata-rata antara 60 sampai 70 tahun.

Hal ini sebutkan dalam hadits Nabi:

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Artinya: "Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit di antara mereka yang melewati usia tersebut." (HR At-Tirmidzi)

Umur yang pendek-pendek ini hikmahnya adalah supaya umat Muhammad tidak capek-capek beribadah yang panjang. Umat Muhammad diberi oleh Allah umur yang pendek, namun dalam pendeknya umur, Allah memberikan peluang Lailatul Qadar sehingga apabila Lailatul Qadar ini bisa digunakan dengan baik, hal tersebut lebih baik daripada seribu bulan atau 83 tahun lebih yang tidak malam Lailatul Qadarnya.

Maka, seumpama ada umat Muhammad mulai ia baligh sekitar umur 13 tahun, setiap tahun ia bisa menggunakan malam Laitalul Qadar dengan sebaik mungkin sedangkan umurnya sampai 63 tahun, ia berarti telah menjalankan ibadah lebih baik dari 4.500 tahun yang tidak ada Lailatul Qadarnya. Betapa Allah sungguh memuliakan umat Muhammad dibandingkan umat yang lain.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1605 seconds (0.1#10.140)