Laga Persewon v PSS Sleman 99 persen batal

Sindonews.com - Sesuai jadwal, PSS Sleman besok sore ini (30/6/2013), bertandang ke Stadion Pandanarang Boyolali menantan tuan rumah Persewon Wondama. Namun, laga lanjutan Divisi Utama LPIS Grup 2 tersebut kemungkinan besar batal digelar. Alasannya, tim asal Papua yang pindah kandang di Boyalali tersebut tidak siap menyambut tim Elang Jawa.

Managemen tim kebanggaan publik Sleman ini selalu aktif menghubungi managemen Persewon seputar keberlangsungan laga tersebut. Namun, sampai H-1 sebelum laga digelar, tetap belum ada kepastian. "Baru saja saya hubungi lagi, ternyata mereka (Persewon) belum siap menggelar pertandingan melawan kita," kata Manager PSS Supardjiono, Sabtu (29/6/2013).

Supardjiono berpendapat laga tersebut kemungkinan besar batal digelar sesuai yang dijadwalkan oleh operator liga, PT LPIS. Sampai saat ini, kata dia, managemen juga masih menunggu keputusan dari PT LPIS apakah laga di Stadion Pandanarang tetap digelar atau tidak. "Kemungkinan
besar batal, kami juga belum mendapat kepastian dari operator," imbuhnya.

Dia menampik jika skuad PSS tetap diberangkatkan ke Boyolali untuk mengincar kemenangan WO dari tuan rumah. Sebelum ada keputusan resmi dari PT LPIS laga tetap digelar, PSS tidak akan berangkat ke stadion yang juga kandang tim Divisi I Persebi Boyolali tersebut. "Gimana mau
berangkat, PT LPIS saja belum memberi kabar. Kalau berangkat ya percuma, kalau tidak ada wasit, panpel. Kan tidak mungkin menang WO," jelasnya.

Managemen PSS sangat menyayangkan sampai H-1 belum ada kepastian dari PT LPIS, padahal secara umum PSS sudah sangat siap bertandang ke Boyolali. Belum ada keputusan dari operator liga tersebut membuat PSS serba salah dalam melangkah. Sebenarnya PSS sudah menawari Persewon agar laga digelar di Stadion Maguwoharjo Sleman. Tujuannya agar Persewon tetap bisa melanjutkan kompetisi.

Namun, kubu Persewon keberatan dengan tawaran yang diajukan PSS Sleman. Informasi yang dihimpun, kubu Persewon keberatan bertanding karena tim belum siap, banyak pemainnya masih berada di tanah kelahirannya, Papua. Mereka enggan kembali ke Boyolali sebelum gaji yang tertunggak tiga bulan dilunasi.