Kejutan Persepam melebihi harapan

Kamis, 19 September 2013 - 15:27 WIB
Kejutan Persepam melebihi harapan
Kejutan Persepam melebihi harapan
A A A
Sindonews.com - Kesuksesan sebuah klub tidak hanya dilihat dari posisi di klasemen akhir. Tekad untuk berusaha lebih baik menjadi elemen yang wajib dipertimbangkan jika bicara prestasi. Persepam Madura United layak disebut sebagai klub sukses musim ini.
Sebagai tim pendatang baru di Indonesia Super League (ISL), bertahan untuk musim berikutnya sudah terpenuhi. Nangkring di posisi 10 klasemen akhir, Persepam bahkan melewati klub-klub yang lebih berpengalaman, seperti Persela Lamongan, Persija Jakarta, dan Persiba Balikpapan.

Masuk 10 besar klasemen akhir menjadi catatan luar biasa bagi tim berjuluk Sapeh Kerap. Tak rugi Persepam merekrut pelatih berpengalaman Daniel Roekito untuk mengawal Zaenal Arif dkk. Ketenangan Daniel dalam menghadapi masalah, memberikan kekuatan tersendiri bagi tim asal Pulau Garam.

Perjalanan selama mengarungi musim pertama di ISL juga bukan pekerjaan mudah. Sempat berganti pelatih saat kompetisi akan dimulai, pergantian pemain secara besar-besaran, serta mental yang belum mapan membuat Persepam semula diragukan bakal bertahan.

Tim mengawali kompetisi ISL 2012-2013 dengan hasil sangat buruk dengan tiga kali kekalahan. Dibantai 4-0 oleh Persela Lamongan, kemudian menjadi bulan-bulan di Papua saat menghadapi Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena. Uniknya, justru Persepam yang akhirnya finish di atas Persela dan Persiwa.

“Musim ini perjuangan Persepam luar biasa. Banyak sekali kendala dan Alhamdulillah semua terbayar,” demikian syukur Manajer Persepam Achsanul Qosasih. Di bawah ini adalah momen-momen penting Persepam selama semusim yang membuat mereka bertahan di ISL;

1. Pergantian Pelatih

Hanya dua pekan sebelum ISL dimulai, Persepam dikejutkan mundurnya pelatih Mustaqim yang berbulan-bulan menyiapkan tim. Untungnya, Persepam mendapat rejeki dengan bergabungnya Daniel Roekito, pelatih kawakan yang memiliki pengalaman menangani tim-tim besar.

Karakternya yang tenang sangat dibutuhkan Persepam untuk menghadapi berbagai kendala di ISL. Dia tidak panik ketika tim dalam situasi buruk dan lihai menumbuhkan optimisme tim. Mantan pelatih Arema Malang, Persik Kediri dan Persib Bandung ini sangat menyadari dirinya tidak menangani tim besar seperti dulu.

Dengan telaten dia mengarahkan pemainnya yang miskin pengalaman agar siap menghadapi segala tekanan berat di kompetisi level satu. Daniel sukses menularkan mentalnya sebagai pelatih berpengalaman kepada pemain. Dia akhirnya berhasil dan layak mendapatkan apresiasi tersendiri jika bicara kesuksesan Persepam menembus 10 besar. Bahkan mungkin manajemen layak mengajukan perpanjangan kontrak Daniel di Madura.

2. Berani Berspekulasi

Persepam menjadi salah satu tim yang sangat berani menanggung risiko dalam memperbaiki tim. Itu jika dilihat dari sekian banyaknya pergantian pemain di akhir putaran pertama lalu. Walau pun tak semua rekrutmen baru mendatangkan efek signifikan kepada tim, tapi bagaimana pun manajemen Persepam telah berupaya untuk menjadi lebih baik. Mungkin Sapeh Kerap bisa dikategorikan tim yang boros, namun itu bisa dipahami mengingat mereka tengah berjuang agar bertahan di ISL.

Memasuki putaran dua, Persepam mendatangkan empat pemain baru yang semuanya pemain impor, yakni Emanuel Linkers, Amadou Konte, Christopher Gomez dan Aboubakar Sillah. Saat bersamaan Persepam melepas dua pemain asing, yakni Osas Saha dan Kristian Adelmund. Dari keempat pemain baru, hanya Linkers dan Sillah yang bertahan, sedangkan Konte dan Gomez harus hengkang.

Sedangkan pemain asing lawas yang bertahan hanya Ali Khadaffi. Keberanian Persepam mengutak-atik tim menjadi bukti bahwa mereka bekerja keras dalam memperbaiki tim dan tak pasrah begitu saja agar bisa kompetitif di sisa pertandingan ISL.

3. Dukungan Supporter

Menjadi satu-satunya klub dari Madura, menjadikan Persepam memiliki domain supporter yang cukup besar. Beberapa komunitas supporter tergabung menjadi satu, di antaranya Kaconk-mania (supporter Bangkalan) dan Taretan (supporter Pamekasan). Itu belum termasuk supporter dari kabupaten lain misalnya Sampang dan Sumenep.

Intinya, Persepam mewakili seluruh insan bola di Madura dan itu menjadi potensi tersendiri bagi klub. Memang musim ini Persepam tak selalu menang saat berlaga di depan pendukungnya sendiri. Namun keberadaan suporter yang sedemikian antusias di tribun, melecut motivasi manajemen maupun tim untuk berupaya keras mempertahankan tim berkostum loreng itu di kompetisi level satu.

Bukti bahwa Persepam menjadi milik semua masyarakat Madura adalah animo penonton ketika laga dipindahkan ke Stadion Ahmad Yani, Sumenep, di laga terakhir kontra Persela Lamongan. Animo suporter tak kalah dahsyat dengan saat mereka berlaga di Gelora Bangkalan. Tak terbantahkan, suporter menjadi asset vital bagi Persepam.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5635 seconds (0.1#10.140)