Wakil Ketua MPR jangan dramatisir PSSI

Selasa, 15 Oktober 2013 - 00:35 WIB
Wakil Ketua MPR jangan dramatisir PSSI
Wakil Ketua MPR jangan dramatisir PSSI
A A A
Sindonews.com - PSSI kini sudah kembali fokus ke pembinaan dan prestasi. Kini tak ada lagi dualisme dan persoalan organisasi yang perlu dipertanyakan.

Hal ini diungkapkan Direktur Marketing dan Development Madura United, Kuncoro Mangkunegoro, salah satu klub yang berlaga di ISL di bawah naungan PSSI. Menurut kuncoro saat ini siapa pun tokoh harus hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan soal PSSI. Karena sudah tidak ada lagi ribut-ribut di tubuh PSSI.

"Suasana sudah bagus, PSSI saat ini sudah kembali on the track, tidak ada lagi masalah, tidak ada ribut-ribut, kenapa dibilang selalu ribut. Ini justru orang-orang di luar PSSI yang tak mengerti apa-apa yang selalu bicara miring," ujar Kuncoro.

Kuncoro menganggap pernyataan-pernyataan yang didramatisir soal PSSI justru akan membuat suasana yang sudah jernih menjadi keruh. Kuncoro juga menyesalkan pernyataan Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari yang mengatakan PSSI selalu ribut.

"Wakil Ketua MPR seyogyanya bisa lebih pintar dan cerdas dalam mengeluarkan pernyataan soal PSSI. Karena saat ini PSSI sudah on the track.Tidak ada lagi ribut-ribut. Sudahlah jangan terlalu mendramatisir. Beliau tidak bisa menyamakan Lemkari dengan PSSI karena regulasi organisasinya jelas berbeda," ujar Kuncoro.

Lebih jauh Kuncoro meminta agar Thohari lebih fokus ke karate saja karena dia adalah ketua dewan penasehat Lemkari. "Jangan dikait-kaitkan dengan regulasi organisasi. Regulasi tidak bisa dinegosiasi. Aturan organisasi dan kompetisi yang menjadikan PSSI tetap tegak. Hanya orang yang mengerti organisasinya sendiri yang bisa menyelesaikan persoalan organisasi. Bukan orang lain," ujar Kuncoro.

Kuncoro pun berharap agar orang di luar PSSI untuk tidak ikut campur dalam urusan regulasi organisasi PSSI. Terlebih orang tersebut hanya tahu kulit luarnya saja, dan sebenarnya tidak mengerti apa-apa soal regulasi PSSI. "Organisasi itu roh nya ya regulasi, kalau regulasi itu tidak ditegakkan, maka akan hancur," ujar Kuncoro.

Sebelumnya Sekretaris PT Liga yang juga menjabat Deputi Bidang Organisasi PSSI, Tigor Shalom Boboy, mengatakan, Evan Dimas masih dimungkinkan mendapat status resmi sebagai pemain profesional. Syaratnya, dia mau bergabung dengan klub lain di luar Persebaya 1927.

Persebaya 1927 adalah klub yang berlaga di kompetisi Liga Primer Indonesia (IPL). Dalam konsep penyatuan liga, Maret silam, PSSI menjabarkan empat tahap, dimulai dari menyusun regulasi, verifikasi klub (November-Desember), finalisasi jumlah klub peserta kompetisi pada Desember, dan peluncuran kompetisi baru pada Januari 2014.

Untuk kompetisi profesional paling elite akan terdiri atas 22 klub, gabungan dari 18 klub Liga Super Indonesia (ISL) dan 4 klub IPL, ditentukan dari hasil kompetisi musim ini. Namun, untuk klub IPL yang punya ”kembaran” di ISL dan masuk empat besar, klub IPL itu (ada tambahan istilah dan bukan anggota PSSI) akan dicoret dan digantikan klub di bawahnya yang tidak bermasalah.

Menyangkut Andik, Tigor mengatakan, PSSI juga tidak akan mempersulit pemain tersebut jika nantinya dia jadi bermain di Ventforut Kofu. PSSI akan tetap mengeluarkan ITC Andik untuk Federasi Sepak Bola Jepang.

"Namun, di ITC itu, keterangan asal klub Andik bukan Persebaya 1927, melainkan Persebaya yang musim depan akan bermain di ISL," ujarnya. Hal itu dimungkinkan karena sebelum terjadi dualisme liga dan kepengurusan federasi sepak bola Indonesia, Andik bermain di klub Persebaya yang saat itu diakui PSSI.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6232 seconds (0.1#10.140)