Pellegrini Ragu Chelsea Juara Musim Ini

MANCHESTER - Pelatih Manchester City (Man City) Manuel Pellegrini meragukan kemampuan Chelsea menjadi juara Liga Primer musim ini. Mantan pelatih Real Madrid itu menilai The Blues bisa runtuh cepat seperti yang terjadi pada Arsenal musim lalu. Pellegrini menegaskan, gelar juara tidak ditentukan pada hasil Desember ini

Chelsea memuncaki kalsemen dengan 39 poin, unggul tiga angka atas Manchester City yang ada di peringkat 2. Man City membuat lompatan dramatis saat memangkas jarak dengan Chelsea dari tertinggal delapan poin menjadi tiga poin saja dalam beberapa pekan terakhir.

Atas fakta itu, Pellegrini, mengingatkan The Blues, bahwa mereka bisa jatuh dengan cara yang sama seperti Arsenal yang terperosok dramatis pada paruh kedua musim 2013/2014. Pada musim itu, The Gunners memimpin Liga Primer 2013/2014 selama lebih dari 120 hari, tapi akhirnya Pasukan Arsene Wenger finish di urutan keempat, 16 poin di belakang Man City.

"Saya pikir musim lalu Arsenal memiliki jumlah poin hampir setara dengan poin yang dimiliki Chelsea saat ini. Jadi, kami akan melihat apa yang terjadi di paruh kedua musim ini dan berapa banyak poin yang Anda butuhkan untuk menang," kata Pellegrini kepada wartawan.

"Musim lalu Arsenal gagal melakukannya di babak kedua. Tapi, kami tidak tahu apa yang Chelsea lakukan tahun ini. Kami harus mencoba dan berpikir tentang tim kami, bukan yang lain, dan selalu percaya bahwa kami bisa meraih poin, karena kami memiliki begitu banyak pertandingan untuk dilakini."

Man City akan menjamu Crystal Palace dalam lanjutan Liga Primer di Etihad Stadium, nanti malam. Jika Joe Hart dkk bisa meraih tiga angka, maka akan menyamai poin Chelsea yang baru akan bermain Senin (22/12) di kandang Stoke City.

"Anda tidak pernah memenangkan gelar pada Desember. Mungkin Anda bisa menjadi tim terbaik dan memenangkan semua pertandingan pada bulan itu, tapi Anda tidak tahu apa yang akan terjadi di paruh kedua musim ini. Kami masih memiliki banyak poin untuk diperjuangkan."

"Anda mungkin ingat musim lalu, ketika kami hanya memiliki lima pertandingan yang tersisa dan tahu bahwa kami harus memenangkan atas mereka? Kami melakukannya. Saya tidak tahu apa dampak psikologis itu pada tim lain, tetapi dalam tim kami, kami selalu berjuang hingga akhir dan tidak pernah dikalahkan sampai matematika mengatakan Anda tidak bisa menang," ujarnya.