Inflasi Jepang Melambat Selama Empat Bulan

Jum'at, 26 Desember 2014 - 13:21 WIB
Inflasi Jepang Melambat Selama Empat Bulan
Inflasi Jepang Melambat Selama Empat Bulan
A A A
TOKYO - Laju inflasi Jepang pada November melambat untuk empat bulan beruntun. Produksi industri dan penjualan retail secara tak terduga juga turun, menunjukkan berlanjutkan pelemahan perekonomian Jepang.

Departemen Perdagangan Jepang menyatakan, produksi industri Jepang pada November turun 0,6% dibanding bulan sebelumnya. Penjualan retail turun 0,3%, sementara harga konsumen tidak termasuk makanan segar naik 2,7% dari tahun sebelumnya. Sedangkan upah riil mengalami penurunan terbesar sejak 2009.

Dengan kenaikan tipis pada permintaan domestik, ekonomi terbesar ketiga di dunia ini dapat mengandalkan ekspor untuk mencegah kontraksi kuartal III pada tiga bulan terakhir tahun ini.

Laporan hari ini menambah tekanan terhadap Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang berusaha bangkit dari resesi. Pemerintah Jepang, besok akan mengumumkan paket stimulus, dan berjanji akan melakukan perubahan struktural pertumbuhan demi mendorong perekonomian setelah memenangkan pemilihan umum (pemilu).

"Perusahaan harus melihat pemulihan konsumsi domestik sebelum meningkatkan produksi. Dengan harga minyak yang membebani inflasi, Bank Sentral Jepang (BOJ) kemungkinan akan meningkatkan stimulus lagi, mungkin sekitar Oktober," kata ekonom di Nomura Holdings Inc Minoru Nogimori seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (26/12/2014).

Berdasarkan dari dampak kenaikan pajak penjualan bulan April, inflasi inti tercatat sebesar 0,7 %.Adapun ekonom di Perpusnas Research Institute dan Dai-ichi memperkirakan, penurunan harga minyak bisa mendorong inflasi Jepang ke level 0,5% pada pertengahan tahun depan.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda sebelumnya mengatakan bahwa dalam jangka panjang, anjloknya harga minyak akan mendukung perekonomian dan memacu harga konsumen.

Sementara mata uang yen melemah 0,1 menjadi 120,27 per dolar Amerika Serikat (USD) pada pukul 11.12 siang di Tokyo, dan turun 9,2% sejak 30 Oktober 2014, sehari sebelum BOJ secara tak terduga meningkat stimulus.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4713 seconds (0.1#10.140)