Souness Tanggapi Dingin Kemarahan Mourinho

LONDON - Graeme Souness mengatakan tidak akan mengubah pendapatnya tentang Chelsea meski Pelatih Jose Mourinho balik menyerangnya. Souness melabeli pemain The Blues patetis (menyedihkan) saat mengintimidasi wasit Bjorn Kuipers yang memimpin laga Chelsea versus Paris Saint Germain (PSG) pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions, di Stamford Bridge, Rabu (11/3/2015).

Menulis di Sunday Times, Souness menolak mengubah pendiriannya tentang masalah tersebut. Menurutnya, provokasi pemain Chelsea kepada wasit sehingga membuat striker PSG Zlatan Ibrahimovic diusir dengan kartu merah membuatnya kecewa dan sedih, karena Chelsea punya kemampuan bermain yang lebih dari apa yang mereka tunjukkan.

"Mourinho berhak mengatakan apapun terhadap saya, karena itu pendapatnya. Tapi saya tidak akan mengubah pendirian saya," tulisnya seperti dilansir mirror.co.uk. "Chelsea adalah tim yang jauh lebih baik dari yang PSG tunjukkan. Tapi, mengakibatkan lawan mendapat kartu oleh reaksi yang berlebihan atas pelanggaran, menjadi prioritas mereka, tentu saya marah dan sedih dengan pendekatan itu."

kekecewaan Souness ketika menyaksikan pemain Chelsea mengerubungi wasit Bjorn Kuipers. Mereka terlihat mengintimidasi agar memberi striker PSG Zlatan Ibrahimovic hukuman akibat menekel Oscar di babak pertama. Kuipers pun memberi Ibra kartu merah menit ke-31, namun itu tidak menghalangi langkah PSG lolos ke perempat final dengan keunggulan gol tandang setelah bermain imbang 2-2, atau agregat 3-3. (Baca juga: HEBOH: Klub Ikut-Ikutan Mourinho Serang Balik Souness dan Carragher)

Sebelumnya, Jose Mourinho sempat mengkritik Souness dengan menyebutknya punya ingatan terlalu pendek. Selain itu, dia membanding-bandingkan prestasi yang diraihnya dengan Souness. "Perbedaan antara saya dan Souness adalah ini; Souness sebagai pemain, di sana, Jose Mourinho sebagai pemain, di sini. Jose Mourinho sebagai manajer, di sini, Souness sebagai manajer, di sana.... Dengan perbedaan lain; Saya bukan orang frustrasi karena saya bukan pemain top, dia jelas seorang pria frustrasi."