Spirit Olahraga SUGBK Kian Terkikis

Selasa, 17 Maret 2015 - 20:12 WIB
Spirit Olahraga SUGBK Kian Terkikis
Spirit Olahraga SUGBK Kian Terkikis
A A A
JAKARTA - Bicara olah raga, Indonesia pantas berbangga hati sebab tercatat sejarah sebagai pemilik fasilitas olah raga terlengkap sejak tahun 1962 yang bernama Kompleks Olah Raga Gelora Bung Karno (SUGBK). Kebanggaan selama lebih dari lima dekade itu kini perlahan terkikis setelah maraknya berbagai acara di luar olah raga yang kerap digelar di kompleks yang berlokasi di Senayan, Jakarta, itu.

Dua hari belakangan, media nasional gencar memberitakan grup vokal internasional yang ingin menggelar konser di Indonesia. Bukan karena popularitasnya di kalangan remaja tanah air, namun jadwal konsernya yang mengganggu persiapan timnas sepak bola Indonesia berlaga di turnamen penting setingkat Asia.

Kasus boy band asal Inggris tersebut mungkin jadi puncak kekesalan masyarakat. Pasalnya, agenda pertandingan timnas Indonesia yang bagi masyarakat ditunggu penampilannya di rumah utama Stadion Utama Gelora Bung Karno, lenyap dengan kedatangan boy band tersebut. Tentu saja, hal itu mengundang reaksi masyarakat dan meledak di jejaring sosial. (Baca juga: One Direction Manggung, Pecinta Timnas Ngamuk di Twitter)

Jadwal boy band tersebut bakal digelar pada 25 Mei mendatang. Waktu tersebut hanya selisih dua hari jelang Evan Dimas dkk berlaga di kualifikasi Piala Asia U-23 pada 27-31 Maret.

Sontak hal tersebut membuat posisi sepak bola tanah air terdesak. Selain alasan izin yang sudah lebih dulu diambil pihak penyelenggara konser One Direction, mendatangkan artis Eropa pasti tak sekadar menggoreskan tinta kesepakatan di atas selembar kertas putih. Akibatnya, Timnas Indonesia terancam tak bisa menggelar pertandingan kontra Timor Leste, Brunei Darussalam, dan Korea Selatan di stadion kebanggaan tanah air. Bahkan tercetus opsi menggelar pertandingan di Stadion Manahan, Solo, yang kini sedang dibahas PSSI.

Memang, tak salah laga nanti di gelar di lapangan Manahan. Namun kasus terakhir ini jelas menimbulkan banyak pertanyaan: "Timnas sepak bola Indonesia, olah raga yang membawa nama negara bersaing di level internasional, kok harus mengalah. Padahal, pemain timnas pun sepakat, aura SUGBK, sangat berbeda. Ada kebanggaan dan semangat berlipat, jika pemain berlaga di sana."

Selain itu, sejumlah acara di luar olahraga yang digelar di SUGBK kerap menganggu jadwal pertandingan klub peserta Indonesian Super League Persija Jakarta di musim kompetisi 2015. Ada beberapa pertandingan yang mesti berpindah lokasi sebab SUGBK jadi home ground tim berjuluk Macan Kemayoran itu dipakai untuk acara lain, di luar agenda pertandingan sepak bola.

Kasus seperti ini sejatinya tak melulu konser musik. Beberapa tahun belakangan, SUGBK yang biasanya jadi tempat sakral penggila bola Indonesia, mesti mengalah dengan berbagai kepentingan.

Pada 2014, ketika jadi tahun politiknya Indonesia, sejumlah tokoh peserta pemilihan umum menggelar konser akbar. Rumput hijau tempat Bambang Pamungkas dkk bermain bola, diambil alih jadi kampanye politik ke masyarakat.

Serentetan acara tersebut jelas menggerus spirit GBK sebagai kompleks olah raga yang dibuat dengan semangat membangun olahraga nasional. Bangunan yang dicanangkan Presiden Soekarno agar Indonesia bisa bersaing di pentas internasional, kini malah mendahulukan tamu internasional, ketimbang sang empunya.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4358 seconds (0.1#10.140)