BUKTI : Bandar Judi Senang di Sepak Bola Indonesia

Rabu, 08 April 2015 - 13:45 WIB
BUKTI :  Bandar Judi Senang di Sepak Bola Indonesia
BUKTI : Bandar Judi Senang di Sepak Bola Indonesia
A A A
JAKARTA - Terungkapnya kasus suap yang baru saja menggemparkan sepak bola Indonesia sebenarnya bukan barang. Meski berganti wajah dan modus, cara curang untuk memenangkan bandar judi atau segelintir orang sudah dilakukan sejak dahulu kala.

Setidaknya, dari penelusuran Sindonews, Rabu (8/4/2015), kejadian yang mencoreng wajah sepak bola serta mencederai sportivitas itu sudah terjadi sejak tahun 60-an. Dari data yang diperoleh ternyata sempat menyeret sejumlah nama legenda sepak bola di tanah air.

Berikut ini hasil penelurusan tersebut :
1960
Legenda sepak bola Makassar sempat diduga menerima suap dan membuat dirinya dinonaktifkan oleh PSM Makassar.

1961
Di tahun itu dunia sepak bola terguncang benar-benar terguncang setelah sejumlah nama beken kala itu seperti Bob Hippy dan Wowo Soenaryo, serta tiga wasit dituduh menerima suap sekitar Rp 25 ribu per orang ketika Indonesia menjamu Yugoslavia pada laga persahabatan.

Oktober 1978
Nasib sial harus dialami kiper nasional, Ronny Pasla. Lantaran ketahuan menerima suap di ajang Merdeka Games di Kuala Lumpur, Pasla dilarang bertanding selama lima tahun. Bukan hanya itu, tiga pemain lainnya, terkena sanksi dua tahun. Sedangkan Iswadi Idris dan Oyong Liza mendapat sanksi satu tahun.

Juli 1979
Pemain Perkesa 78, Javeth Sibi, dan empat rekannya terkena sanksi setahun larangan main setelah menerima suap Rp 1,5 juta dari bandar judi.

Oktober 1979
Kiper Warna Agung, Endang Tirtana dan gelandang tengah Marsely Tambayong menerima suap Rp 1 juta dari bandar judi.

Agustus 1981
Sanksi lima tahun juga pernah diberikan pada Budi Santoso, Bujang Nasril, dan M. Asyik dari klub Jaka Utama. Mereka saat itu diketahui menerima suap minimal Rp 100 ribu dari bandar judi.

1982
Budi Trapsilo dari PSMS dilarang bermain sepak bola sepuluh tahun karena suap.

April 1984
Sun Kie alias Jimmy Sukisman, bendahara klub Caprina Bali, dihukum lima tahun tidak boleh aktif dalam sepak bola nasional karena menyuap pemain Makassar Utama. PSSI juga membekukan klub Cahaya Kita milik Lo Bie Tek dan Kaslan Rosidi. Keduanya dilarang mengurusi sepak bola lagi.

April 1987
Pemain tim nasional Noach Maryen, Elly Idris, Bambang Nurdiansyah, dan Louis Mahodim menerima suap saat penyisihan Pra-Olimpiade di Singapura dan Tokyo. Mereka diberi sanksi tiga tahun.

Maret 1998
Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI Djafar Umar dan 40 wasit lain terbukti menerima suap. Ia dilarang aktif di sepak bola selama 20 tahun. Tapi pengurus klub yang menyuap malah lolos.

Juni 2007
Ketua Komisi Disiplin PSSI Togar Manahan Nero dan Wakil Sekretaris Jenderal Kaharudinsyah pernah dituduh menerima suap Rp 100 juta dari klub Penajam Medan Jaya. Sekretaris Umum Penajam Syawal Rifai dan Asisten Manajer Arismen Bermawi dihukum tak boleh mengurus sepak bola selama lima tahun.

Oktober 2010
Pelatih Persibo Bojonegoro, Sartono Anwar, mengaku dimintai Rp 10 juta oleh wasit ketika bertanding melawan Persema Malang di Stadion Gajayana. Satgas Anti-Suap dan Mafia Wasit PSSI memanggil wasit Iis Permana, hakim garis Trisnop Widodo dan Musyafar, serta wasit cadangan Hamsir. Tak ada sanksi buat para pengadil. Sartono justru didenda Rp 50 juta karena berkata kasar kepada wasit.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4016 seconds (0.1#10.140)