Tiga Tim Jatim Cemas Liga Berhenti di Tengah Jalan

Minggu, 19 April 2015 - 15:10 WIB
Tiga Tim Jatim Cemas Liga Berhenti di Tengah Jalan
Tiga Tim Jatim Cemas Liga Berhenti di Tengah Jalan
A A A
MALANG - Pembekuan PSSI oleh Menpora, Jumat (18/4/2015) membawa kekhawatiran besar bagi pelaku-pelaku olahraga kulit bundar. Kekhawatiran utama adalah semakin kacau atau terhentinya kompetisi reguler akibat keputusan tersebut.

Jika sampai kompetisi QNB League, Divisi Utama, dan kompetisi lain terhenti maka bakal menjadi bencana bagi semua pihak. Pelatih, pemain, bahkan klub harus mengalami kerugian karena tidak ada aktivitas sekaligus sumber ekonomi.

Kendati dalam keputusannya Menpora menyatakan kompetisi tetap berjalan, namun kekhawatiran klub tetap tak bisa dihindari. Tiga klub Jawa Timur, Arema Cronus, Persela Lamongan, dan Persegres Gresik mengungkapkan kecemasan yang sama. (Baca juga: Ini Keputusan Lengkap Menpora Terkait Sanksi PSSI).

"Pasti khawatir sekali. Nasib kami semua kan dari rutinitas kompetisi. Bisa dibayangkan kalau misalnya sampai terhenti total," kata Pelatih Arema Cronus Suharno.

"Saya sangat berharap kompetisi terus berjalan, terlepas situasi kurang bagus antara pemerintah dan PSSI. Sekarang saja mental pemain sudah rusak, masak mau diperparah lagi dengan menghentikan kompetisi," sebut pelatih bertubuh subur ini.

Walau begitu, Suharno enggan bereaksi berlebihan dan pilih menunggu perkembangan situasi selanjutnya. "Tentunya Menpora dan PSSI tak ingin situasi sepak bola terus memburuk. Kita tunggu saja perkembangannya, semoga menggembirakan," tandasnya.

Dalam hal ini, pelatih tak memiliki pilihan lain kecuali tetap konsentrasi ke tim walau kondisinya kurang memadai. Persela Lamongan misalnya, tetap menjalani laga ujicoba kontra PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta, Minggu (19/4/2015) dan Senin (20/4/2015) di Yogyakarta.

Sementara itu, Asisten Pelatih Persela Didik Ludiyanto menyampaikan harapannya agar kompetisi tak terpengaruh keputusan pembekuan PSSI. "Sebenarnya ini bukan ranah kami sebagai pelatih, tapi semua pesepak bola memiliki harapan," tuturnya.

"Kami berharap semua masalah bisa terselesaikan, pelatih dan pemain serta pihak klub juga bisa terus menjalani rutinitas liga. Kami hanya bisa berharap dan berdoa, untuk proses menyelesaiannya ada yang menangani sendiri. Saya sebagai pelatih tetap fokus pada tim," demikian uraian Didik.

Didik juga meyakini ada tanda tanya sekaligus kekhawatiran yang dirasakan pemain terkait situasi sepak bola belakangan ini. Namun, sekali lagi, "Tugas kami adalah berupaya fokus dan mencoba tak berpikir macam-macam dulu. Semoga ada solusi terbaik nantinya,"

Dari Gresik, sang pemimpin klasemen sementara QNB League Persegres Gresik United memilih pasrah dan melihat perkembangan situasi. "Semua ini kan di luar kuasa kami sebagai pelatih maupun pemain. Jadi ya sementara ditunggu saja kabar selanjutnya," cetus Liestiadi, Pelatih Persegres.

Liestiadi menyatakan dirinya optimistis tidak akan terjadi 'bencana' berupa penghentian liga. "Saya tak mau berpikir negatif. Pastinya pihak-pihak yang paling berwenang terhadap masalah ini juga memikirkan nasib pemain dan berupaya terus menjalankan kompetisi," timpal dia.

Pelatih asal Medan ini berharap Ketua Umum PSSI yang baru La Nyalla Mattalitti segera bertindak cepat mengurai persoalan dengan Menpora. Jika perseteruan sudah terurai, maka sudah tak ada lagi kekhawatiran terkait sepak bola di Indonesia.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3964 seconds (0.1#10.140)