Pelatih Arema: Mental Para Pemain Sudah Hancur

Minggu, 19 April 2015 - 15:47 WIB
Pelatih Arema: Mental Para Pemain Sudah Hancur
Pelatih Arema: Mental Para Pemain Sudah Hancur
A A A
MALANG - Pembekuan PSSI oleh Menpora pada Sabtu (18/4) membawa kekhawatiran besar bagi pelaku-pelaku olahraga kulit bundar. Kekhawatiran utama adalah semakin kacau atau terhentinya kompetisi reguler karena keputusan tersebut.

Jika sampai kompetisi seperti QNB League, Divisi Utama dan kompetisi lain terhenti maka bakal menjadi bencana bagi semua pihak. Pelatih, pemain, bahkan klub harus mengalami kerugian karena tidak ada aktivitas sekaligus sumber ekonomi.

Kendati dalam suratnya Menpora menyatakan kompetisi tetap berjalan, namun kekhawatiran tetap tak bisa dihindari. "Pasti khawatir sekali. Nasib kami semua kan dari rutinitas kompetisi. Bisa dibayangkan kalau misalnya sampai terhenti total," kata Suharno, Pelatih Arema Cronus.

"Saya sangat berharap kompetisi terus berjalan, terlepas situasi kurang bagus antara pemerintah dan PSSI. Sekarang saja mental pemain sudah rusak, masak mau diperparah lagi dengan menghentikan kompetisi," sebut pelatih bertubuh subur ini.

Walau begitu, Suharno enggan bereaksi berlebihan dan pilih menunggu perkembangan situasi selanjutnya. "Tentunya Menpora dan PSSI tak ingin situasi sepak bola terus memburuk. Kita tunggu saja perkembangannya, semoga menggembirakan," tandasnya.

Dalam hal ini, pelatih tak memiliki pilihan lain kecuali tetap konsentrasi ke tim walau kondisinya kurang memadai. Persela Lamongan misalnya, tetap menjalani laga ujicoba kontra PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta, Minggu (19/4) dan Senin (20/4) di Yogyakarta.

Dihubungi melalui seluler, Asisten Pelatih Persela Didik Ludiyanto menyampaikan harapannya agar kompetisi tak terpengaruh keputusan pembekuan PSSI. "Sebenarnya ini bukan ranah kami sebagai pelatih, tapi semua pesepakbola memiliki harapan," tuturnya.

"Kami berharap semua masalah bisa terselesaikan, pelatih dan pemain serta pihak klub juga bisa terus menjalani rutinitas liga. Kami hanya bisa berharap dan berdoa, untuk proses menyelesaiannya ada yang menangani sendiri. Saya sebagai pelatih tetap fokus pada tim," demikian uraian Didik.

Didik juga meyakini ada tanda tanya sekaligus kekhawatiran yang dirasakan pemain terkait situasi sepak bola belakangan ini. Namun, sekali lagi, "Tugas kami adalah berupaya fokus dan mencoba tak berpikir macam-macam dulu. Semoga ada solusi terbaik nantinya,"

Dari Gresik, sang pemimpin klasemen sementara QNB League Persegres Gresik United memilih pasrah dan melihat perkembangan situasi. "Semua ini kan di luar kuasa kami sebagai pelatih maupun pemain. Jadi ya sementara ditunggu saja kabar selanjutnya," cetus Liestiadi, Pelatih Persegres.

Liestiadi menyatakan dirinya optimistis tidak akan terjadi 'bencana' berupa penghentian liga. "Saya tak mau berpikir negatif. Pastinya pihak-pihak yang paling berwenang terhadap masalah ini juga memikirkan nasib pemain dan berupaya terus menjalankan kompetisi," timpal dia.
Pelatih asal Medan ini berharap Ketua Umum PSSI yang baru La Nyalla Mattalitti segera bertindak cepat mengurai persoalan dengan Menpora. Jika perseteruan sudah terurai, maka sudah tak ada lagi kekhawatiran terkait sepak bola di Indonesia.
(rus)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5817 seconds (0.1#10.140)