Kompetisi Bubar, Pemain Main Tarkam?

Rabu, 06 Mei 2015 - 15:28 WIB
Kompetisi Bubar, Pemain Main Tarkam?
Kompetisi Bubar, Pemain Main Tarkam?
A A A
LAMONGAN - Rencana sejumlah klub memutus kontrak, mengancam karir sepak bola para pemain pasca penghentian kompetisi Liga Indonesia di semua level musim ini. Ancaman menganggur hingga tahun depan memaksa pemain berpikir praktis dengan mengikuti turnamen antar kampung (Tarkam).
Setelah liga musim ini terhenti dan harus menunggu musim depan, tak semua pemain memiliki tabungan yang cukup. Tak semua pemain pula memiliki usaha di luar kegiatan sepak bola. Pemain seperti ini sudah pasti dalam kondisi yang kurang menguntungkan.

Apalagi jika klub memutuskan kontrak setelah liga dibubarkan, secara otomatis tidak ada ikatan profesional. Klub juga tidak berhak melarang pemain untuk mengikuti kompetisi level kampung demi mendapatkan penghasilan, walau sangat berisiko bagi pemain sendiri.

"Kayaknya itu (tarkam) akan menjadi solusi sederhana bagi pemain yang ingin terus ada pemasukan. Situasinya memang serba repot, karena tentu setiap pemain membutuhkan gaji secara rutin, sedangkan kompetisi dibubarkan," ujar Asisten Manajer Persela Lamongan Didik Ludiyanto.

Dia mengakui klub tidak memiliki kontrol setelah adanya pemutusan kontrak atau melarang pemain mengikuti tarkam. "Saya sendiri hanya bisa mengingatkan agar pemain berhati-hati. Risikonya besar dan harus tetap berpikir jauh ke depan,"pesan Didik Ludiyanto.

Sejauh ini memang belum ada pemain yang terbersit untuk ikut tarkam, karena sebagian besar masih berharap ada angin perubahan yang membuat liga bergulir kembali. Tapi jika kondisi tetap seperti ini, maka mereka tidak memiliki pilihan lain.

"Sampai saat ini belum berpikir ke sana (ikut tarkam). Saya dan rekan-rekan pemain masih berharap ada solusi terkait kompetisi di Indonesia. Tapi kalau memang tidak ada kegiatan, kami juga belum tahu harus bagaimana. Lihat saja nanti,"ujar Zaenal Arifin, winger Persela.

Persela misalnya, walau tetap membayar gaji pemain hingga April, namun nominalnya jelas tak sanggup menopang kebutuhan pemain hingga musim depan. Persela sebelumnya sudah menggugurkan kontrak pemain walau masih terus mencari solusi terbaik.

Kekhawatiran pemainnya bakal terlibat dalam liga antar kampung juga dirasakan Pelatih Arema Cronus Suharno. Pelatih asal Klaten ini pun mengakui tarkam bakal menjadi pilihan pemain jika benar-benar tidak ada kegiatan resmi selama tahun ini.

"Saya tahu kondisi pemain tidak sama. Ada yang sudah mapan dan punya usaha sendiri, tapi ada yang masih menggantungkan pada pemasukan rutin bulanan. Sangat sayang kalau pemain berlabel profesional harus ikut tarkam dan bermain di lapangan seadanya,"ungkap Suharno.

Karena kondisi itulah dia berharap tahun ini tidak benar-benar kosong dari kegiatan sepak bola. Sehingga klub-klub tak harus memutus kontrak pemain, walau mungkin ada rasionalisasi nilai kontrak atau gaji. "Harapan saya, jangan sampai sepi kegiatan sepak bola walau liga dibubarkan," demikian Suharno.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5958 seconds (0.1#10.140)