FIFA Dituding Sarang Korupsi Tersubur

ZURICH - Pemilihan presiden FIFA yang akan digelar pada pertengahan tahun ini sepertinya akan cukup menarik. Mantan gelandang Tottenham Hotspur David Ginola yang merupakan salah seorang kandidat mendesak agar Presiden FIFA saat ini tidak mengikuti lagi pemilihan tahun ini, pasalnya para anggota FIFA saat ini teridentifikasi melakukan kejahatan korupsi.

Ginola mengatakan Sejak berdiri di tahun 1904 hanya ada 8 orang yang pernah memimpin FIFA. Salah satu presiden FIFA yang cukup lama menjabat posisi tersebut adalah Sepp Blatter. Ginola mengatakan hal itu penting untuk memiliki lebih banyak mantan pemain yang terlibat dalam badan utama sepak bola.

Ketika ditanya apakah ia akan menempatkan namanya sebagai pengganti potensial, pensiunan pemain Timnas Prancis, 48, mengatakan: "saya pikir kita perlu melihat lebih banyak mantan pemain yang terlibat pemilihan ini," tutur Ginola seperti dilansir Daily, Kamis (28/5).

Pencalonan diri Ginola sendiri didanai oleh Paddy Power, salah satu perusahaan judi besar dari Irandia. Walaupun Ginola telah mencalonkan diri sebagai calon presiden FIFA, namun mantan pemain berusia 47 tahun ini harus mampu membuktikan kepada FIFA jika dirinya pernah aktif dalam sepakbola sedikitnya dua tahun dalam lima tahun terakhir.

"Kita perlu melihat perubahan di FIFA, kita berbicara tentang olahraga utama di seluruh dunia, olahraga paling populer. Setidaknya FIFA dapat menunjukkan sedikit keyakinan terhadap orang Bahwa organisasi ini bebas korupsi. Namun Dapatkah Anda bayangkan sebuah pemilihan ini berlangsung dengan semua orang yang ditangkap karena dicurigai korupsi," tegasnya.

David Ginola merupakan salah satu bintang dari Timnas Prancis di era 90an. Ia menjalani masa emas di beberapa klub besar seperti PSG, Newcastle United dan Tottenham Hotspur. Sebelum memutuskan pensiun di tahun 2002, Ginola pernah memperkuat klub Aston Villa dan Everton.

Dengan hadirnya David Ginola pada bursa calon presiden FIFA yang akan berlangsung pada 29 Mei mendatang, maka ia dipastikan menjadi satu-satunya mantan pemain yang berani bertarung di pemilihan presiden FIFA.