Soal Pembagian Zona, Tiga Klub Yogya Beda Pendapat

Senin, 09 Januari 2017 - 17:11 WIB
Soal Pembagian Zona, Tiga Klub Yogya Beda Pendapat
Soal Pembagian Zona, Tiga Klub Yogya Beda Pendapat
A A A
YOGYAKARTA - Manajemen PSIM Yogyakarta dan Persiba Bantul beda pendapat soal pembagian tiga zona yang akan diterapkan di kompetisi Divisi Utama. Kompetisi sendiri akan mulai digelar mulai 20 Maret 2017.

Keputusan mengenai tiga zona menjadi salah satu keputusan Kongres PSSI yang baru saja berakhir di Bandung, Minggu (8/1/2017). "Memang belum tahu PSIM akan masuk zona mana, tapi kalau nantinya ada tiga zona dengan 54 klub misalnya, tiap zona akan ada 18 tim, tentu berat. Belum lagi saya dapat info sampai ada 64 klub yang masuk Divisi Utama termasuk Persebaya, lebih berat lagi. Apakah dari tiap zona akan dibagi grup lagi juga belum tahu," ujar Sekretaris PSIM Yogyakarta Jarot Sri Kastawa, Senin (9/1/2017). (Baca juga : Hasil Lengkap Kongres PSSI 2017)

Selain persaingan, PSIM juga mulai memikirkan soal pendanaan. Setidaknya itu sudah dirasakan ketika berlaga di Indonesia Soccer Championship (ISC) B. Meski terhenti di babak 16 Besar, tim besutan Hendarwanto itu terhenti optimistis dapat mengikuti dan meraih prestasi di musim kompetisi 2017 ini.

Keberatan juga dilontarkan kubu PSS Sleman. Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada (PSS) selaku Pengelola PSS Sleman Rumadi mengungkapkan enggan menanggapi soal pembagian zona ini. "Saya malah belum tahu soal (wacana tiga zona) itu, kemarin juga tidak dibahas. Tapi bisa jadi berubah nanti, belum bisa menanggapi karena belum ada informasi ini. Tapi memang tahun 2017 ini kemungkinan ada sekitar 60 klub yang termasuk di Divisi Utama, termasuk Persebaya. Tentu persaingan semakin kompetitif," papar Rumadi.

Sementara itu, Manajer Persiba Bantul Endro Sulastomo mengaku mendukung sistem zona. Dengan demikian dapat lebih meringankan biaya klub ketika bertanding.

Berbeda ketika ISC B 2016 sebelumnya, yang justru lebih mengusung sistem drawing atau pengundian secara keseluruhan. Sehingga memungkinkan untuk mendapatkan lawan tanding dari Jawa maupun luar Jawa.

"Bagus itu zonasi, jadi lebih ringan biayanya. Tahun 2016 kemarin berat karena drawing semuanya. Kami memang belum dapat informasi ini, tapi tidak masalah kalau diterapkan," ucapnya.

Endra justru tengah memusingkan soal aturan pembatasan usia pemain di mana kompetisi mendatang setiap klub harus dengan komposisi pemain di bawah 25 tahun. "Lain dengan ketentuan pemain di bawah usia 25 tahun, itu yang agak berat karena mencari pemain usia ini banyak, tapi yang berkualitas itu yang sulit dicari. Di atas usia 25 tahun boleh infonya tapi terbatas tiga atau berapa itu, belum tahu juga," jelas Endro.

Meski demikian, menurutnya langkah pembatasan usia pemain termasuk positif utamanya dalam rangka pembinaan pemain ke depannya. Saat ini Persiba Bantul sendiri juga tengah membentuk tim dengan 70 persen di antaranya didominasi pemain lokal.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0500 seconds (0.1#10.140)