Kecewa Pengadil, SFC Minta PSSI Investigasi Laga vs Arema

Senin, 27 Februari 2017 - 17:25 WIB
Kecewa Pengadil, SFC Minta PSSI Investigasi Laga vs Arema
Kecewa Pengadil, SFC Minta PSSI Investigasi Laga vs Arema
A A A
PALEMBANG - Sriwijaya FC (SFC) masih menyimpan kekecewaan, meski menerima kenyataan tersingkir dari 8 besar Piala Presiden 2017. Manajemen Laskar Wong Kito akan mengirim surat resmi kepada PSSI, meminta Ketua Umum Edy Rahmayadi mengusut laga SFC versus Arema FC di Stadion Manahan, Solo, Minggu (26/2/2017) malam.

Manajamen SFC akan meminta dilakukan investigasi terkait laga tersebut. Buruknya kepemimpinan wasit Abdul Rahman Salasa di laga tersebut menjadi salah satu poin yang disampaikan SFC.

"Kami akan kriim surat secara resmi kepada PSSI. Intinya, kami meminta dilakukan investigasi terkait laga tersebut. Selain kurang tegas, wasit juga tidak memberikan perlindungan kepada para pemain yang berlaga di lapangan hijau," ungkap sekretaris tim SFC, Achmad Haris di Solo, Senin (27/2/2017) siang.

Insiden terjangan keras yang dilakukan Cristian Gonzales kepada Yanto Basna di pertengahan babak pertama merupakan hal yang paling disorot SFC. (Baca Juga: Arema FC Lolos ke Semifinal Usai Singkirkan Sriwijaya FC
Kecewa Pengadil, SFC Minta PSSI Investigasi Laga vs Arema


Menurut Achmad, Yanto mengalami patah tulang hidung akibat insiden tersebut, dan seusai pertandingan harus dirawat di RS PKU Solo karena darah yang terus mengalir dengan deras. "Saat kejadian itu, tidak ada peringatan atau kartu yang diberikan oleh wasit kepada pemain yang melanggar," jelas Achmad.

Apalagi pihaknya mendapat kabar bahwa Abdul Rahman Salasa sejatinya bukan wasit disiapkan mempin laga SFC vs Arema. Seharusnya, kata Achmad, wasit cadanganlah yang memimpin di lapangan. "Tapi, n akhirnya diganti oleh Abdul Rahman Salasa. Pelatih kedua tim sebelum laga sudah memprediksi laga akan berlangsung ketat, tentu diperlukan seorang wasit yang adil dan tegas. Apa yang kami lakukan ini tidak ada maksud lain selain demi kemajuan sepak bola nasional," ungkap Achmad.

Achmad menambahkan, kejadian seperti ini bukanlah hal yang baru pertama dialami oleh timnya. Pada turnamen Piala Gubernur Kaltim 2016, Firman Utina dilanggar keras sehingga harus absen selama dua bulan lebih dan wasit juga mengabaikannya.

"Lalu di kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 juga salah satu pemain kami Ichsan Kurniawan juga mengalami hal yang sama, bahkan sampi harus operasi dan hingga sekarang belum bisa kembali bermain," bebernya.

Selain perlindungan pemain, pihaknya juga meminta agar kualitas wasit juga terus ditingkatkan. Achmad menilai, pada sejumlah laga di Piala Presiden 2017, beberapa kali ada keputusan kontroversial seperti handsball dan pelanggaran di kotak penalti yang terabaikan oleh wasit.

Sriwijaya FC (SFC) masih menyimpan kekecewaan, meski menerima kenyataan tersingkir dari 8 besar Piala Presiden 2017. Manajemen Laskar Wong Kito akan mengirim surat resmi kepada PSSI, meminta Ketua Umum Edy Rahmayadi mengusut laga SFC versus Arema FC di Stadion Manahan, Solo, Minggu (26/2/2017) malam.

Manajamen SFC akan meminta dilakukan investigasi terkait laga tersebut. Buruknya kepemimpinan wasit Abdul Rahman Salasa di laga tersebut menjadi salah satu poin yang disampaikan SFC.

"Kami akan kriim surat secara resmi kepada PSSI. Intinya, kami meminta dilakukan investigasi terkait laga tersebut. Selain kurang tegas, wasit juga tidak memberikan perlindungan kepada para pemain yang berlaga di lapangan hijau," ungkap sekretaris tim SFC, Achmad Haris di Solo, Senin (27/2/2017) siang.

Insiden terjangan keras yang dilakukan Cristian Gonzales kepada Yanto Basna di pertengahan babak pertama merupakan hal yang paling disorot SFC.

Menurut Achmad, Yanto mengalami patah tulang hidung akibat insiden tersebut, dan seusai pertandingan harus dirawat di RS PKU Solo karena darah yang terus mengalir dengan deras. "Saat kejadian itu, tidak ada peringatan atau kartu yang diberikan oleh wasit kepada pemain yang melanggar," jelas Achmad.

Apalagi pihaknya mendapat kabar bahwa Abdul Rahman Salasa sejatinya bukan wasit disiapkan mempin laga SFC vs Arema. Seharusnya, kata Achmad, wasit cadanganlah yang memimpin di lapangan. "Tapi, n akhirnya diganti oleh Abdul Rahman Salasa. Pelatih kedua tim sebelum laga sudah memprediksi laga akan berlangsung ketat, tentu diperlukan seorang wasit yang adil dan tegas. Apa yang kami lakukan ini tidak ada maksud lain selain demi kemajuan sepak bola nasional," ungkap Achmad.

Achmad menambahkan, kejadian seperti ini bukanlah hal yang baru pertama dialami oleh timnya. Pada turnamen Piala Gubernur Kaltim 2016, Firman Utina dilanggar keras sehingga harus absen selama dua bulan lebih dan wasit juga mengabaikannya.

"Lalu di kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 juga salah satu pemain kami Ichsan Kurniawan juga mengalami hal yang sama, bahkan sampi harus operasi dan hingga sekarang belum bisa kembali bermain," bebernya.

Selain perlindungan pemain, pihaknya juga meminta agar kualitas wasit juga terus ditingkatkan. Achmad menilai, pada sejumlah laga di Piala Presiden 2017, beberapa kali ada keputusan kontroversial seperti handsball dan pelanggaran di kotak penalti yang terabaikan oleh wasit.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7208 seconds (0.1#10.140)