Soal Sanksi ke Persib, PSSI Dinilai Tak Paham Nilai Universal Sepak Bola

Selasa, 19 September 2017 - 04:05 WIB
Soal Sanksi ke Persib, PSSI Dinilai Tak Paham Nilai Universal Sepak Bola
Soal Sanksi ke Persib, PSSI Dinilai Tak Paham Nilai Universal Sepak Bola
A A A
BANDUNG - Keputusan PSSI menjatuhkan sanksi terhadap Persib terkait koreografi "save_rohingya" yang dilakukan bobotoh beberapa waktu lalu menuai respons berbagai kalangan.

Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Yudi Cahyadi mengatakan bahwa induk organisasi sepakbola nasional itu tidak memahami akan filosofi sepak bola yang bersifat universal. Seharusnya PSSI bisa belajar dari bobotoh Persib.

"PSSI na "teu cageur" alias gagal paham, harusnya PSSI belajar filosopi sepak bola. PSSI tidak paham apa arti universalitas dan fair play yang menjadi filosopi dasar dalam sepakbola,"kata Yudi di Bandung, Senin (18/9/2017).

Menurut anggota legislatif muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Bandung ini, fair play dalam sepak bola mengandung banyak kebaikan universal diantaranya sportivitas, keadilan, toleransi dan kemanusiaan.

Ketika semua pemain dan suporter sepakbola berikrar ‘say no to racism’, di sana sebenarnya sedang terjadi deklarasi nilai-nilai kemanusiaan secara universal, bahwa sepak bola menolak secara tegas hal-hal yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan, termasuk pembantaian etnis Rohingya yang terjadi saat ini.

"Dalam sepak bola, mencederai lawan saja bisa diganjar kartu merah, apalagi mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Kita paham bersama bahwa isu Rohingya adalah kejahatan kemanusiaan yang dikecam dunia global termasuk PBB. Jadi harusnya yang di "kartu merah" dan dikenakan sanksi bukan Persib atau bobotoh tapi PSSI. PSSI harusnya belajar dari bobotoh !! " tegasnya.

Yudi yang juga merupakan Ketua Gema Keadilan Kota Bandung mengapresiasi gerakan "Udunan Koin" yang digagas bobotoh sebagai jawaban atas sanksi yang diberikan PSSI. Dia juga mendukung bobotoh untuk terus mengekspresikan suara kemanusiaannya.

"Bobotoh jangan ragu dan takut untuk terus menyuarakan ekspresi kemanusiaannya, karena sepakbola bukan sekadar menang atau kalah, tapi lebih dari itu ia adalah bahasa universal, bahasa persatuan dan kemanusiaan," katanya.
(kas)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3975 seconds (0.1#10.140)