Kutukan Saint Jakob-Park, Tangis Mourinho

Jum'at, 24 November 2017 - 15:33 WIB
Kutukan Saint Jakob-Park, Tangis Mourinho
Kutukan Saint Jakob-Park, Tangis Mourinho
A A A
BASEL - Sejarah terulang di Saint Jakob-Park, Rabu (22/11/2017) malam waktu setempat. Seperti empat tahun lalu, Jose Mourinho kembali menelan pil pahit di kota kimia ini. Tim asuhannya, Manchester United (MU), kecolongan gol di menit terakhir saat melawan FC Basel.
"Inilah sepak bola. Kami mungkin merasa puas jika hanya meraih hasil 0-0. Lalu, itu membuat kami bermain kurang konsentrasi," kata Mourinho, saat jumpa media seusai pertandingan kepada wartawan.
Pada 27 November 2013, Mourinho pernah membawa bendera Chelsea bersama John Terry, Frank Lampard, Samuel Eto’o, dan Fernando Torres ke Saint Jakob-Park. Ironisnya, The Special One dipaksa menyerah 0-1 akibat gol Mohamed Salah di menit ke-87.
Kini, pelatih berdarah Portugal itu memboyong Paul Pogba, Romelu Lukaku, Marouane Fellaini, Ander Hererra, hingga Zlatan Ibrahimovic. Jajaran bintang seharga 10 kali lipat FC Basel itu tak bisa mengubah kutukan di Saint Jakob-Park. Pada laga kelima penyisihan Grup A Liga Champions itu, Mourinho lagi-lagi harus kembali ke Inggris dengan tangan kosong sekaligus rasa malu. Pasukan Setan Merah menangis karena ulah Michael Lang pada menit ke-89. "Apa yang terjadi di sini sudah menjadi nasib kami," katanya.
Kendati menanggung rasa malu, timnya tetap akan melangkah ke babak perdelapan final di Liga Champions. Hingga kini MU tetap menduduki posisi puncak klasemen Grup A dengan 13 poin, disusul FC Basel dan CSKA Moscow lalu Benfica. FC Basel terbilang lebih berpeluang menyusul MU mengingat saat partai terakhir akan berhadapan dengan Benfica. Sementara CSKA harus bertandang ke Old Trafford. "Minimal, kalau gagal, kami masih bisa mengikuti Liga Europa," kata Pelatih FC Basel Raphael Wicky.
Seperti kebanyakan klub Inggris yang bertandang ke Swiss, sehari sebelum kick-off digelindingkan, Mourinho menyatakan akan menyimpan pemain inti. Juan Mata, Ashley Young, Antonio Valencia, David de Gea, dan Henrikh Mkhitaryan dicadangkan. Mourinho sepertinya menilai cukuplah Pogba, Fellaini, dan Ibrahimovic yang bisa dijadikan senjata untuk membalas kekalahan masa lalunya. "Mereka tak harus berjibaku mati-matian dengan juara lokal," kata Mourinho.
Sebenarnya ide Mourinho tak terlalu salah. Di babak pertama, Pogba merajalela. Dua kali si kulit bundar membentur mistar. Tapi, di babak kedua gantian FC Basel yang menggedor pertahanan MU. Apalagi, setelah Pogba ditarik keluar. Pada menit ke-89, dari sisi kanan luar, Lang berhasil mengulang sejarah. FC Basel kembali mempermalukan Mourinho.
"Saya tidak bisa banyak berkata. Tapi, mengalahkan MU, sekaligus menjadi pencetak gol, tidak bisa dilukiskan dengan kata- kata," kata Lang.
MU saat diasuh Alex Fergusson pun punya catatan buruk di Saint Jakob-Park. Alex Frei dan Marco Streller yang kini menduduki posisi penting di FC Basel pernah mengalahkan MU 2-1 di stadion berkapasitas 38.512 orang itu setelah mencatat skor 3-3 di Manchester. "Belajar dari kemenangan terdahulu, kami punya semangat untuk mengalahkan klub besar," sebut Wicky.
Kuncinya, imbuh Wicky, mengurung Pogba dan Hererra di babak kedua. Hasilnya memang terlihat. FC Basel kembali mengulang sejarah di Saint Jakob-Park dengan korban yang sama, The Special One. "Jika dua pemain itu dibatasi, situasi akan lain," tandas Wicky.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5619 seconds (0.1#10.140)