KPU Diminta Tak Anggap Sederhana Bocornya Data Pemilih Pemilu

Sabtu, 02 Desember 2023 - 12:25 WIB
loading...
KPU Diminta Tak Anggap Sederhana Bocornya Data Pemilih Pemilu
KPU diminta tidak menganggap sederhana informasi kebocoran data pemilih dari situs remsinya. Foto/SINDOnews/Ilustrasi.dok
A A A
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta tidak menganggap sederhana informasi kebocoran data pemilih dari situs remsinya. Sebab kabar kebocoran data itu bisa memicu respons publik dan berimbas pada kepercayaan publik terhadap muruah lembaga, bahkan memunculkan persepsi negatif di mata publik.

"Memang kita jangan menganggap enteng bahwa satu hal itu berdiri sendiri. Jadi bisa merembet ke hal yang lain. Ini kan persoalan kepercayaan, persoalan persepsi," ungkap Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit), Hadar Nafis Gumay dalam keterangannya, Sabtu (2/12/2023).

Saat ini publik tengah dilanda kekhawatiran terkait data mereka yang ada di server KPU dan lebih luas pada legitimasi hasil pemilu.

Menurut Hadar, adanya anggapan bahwa kebocoran data bisa memengaruhi hasil pemilu adalah persepsi publik saat merespons kerentanan sistem KPU. Kendati demikian, Hadar menilai terlalu jauh untuk mengaitkan kebocoran data pemilih dengan rekayasa hasil pemilu.

"Bahwa data ini kemudian bisa dimanfaatkan ke suara, itu agak jauh. Kalaupun ada pemanfaatan, tetap ada sistem-sistem, benteng-benteng yang memagari suara yang diberikan. Tapi kalau persoalan persepsi orang, pemahaman orang, itu kan tidak semuanya tahu secara rinci," kata Komisioner KPU periode 2012-2017 itu.

"Data suara kan belum ada, suara baru nanti terbentuk. Jadi tidak menyambung. Jadi jauh kalau toh ada sambungannya," ujarnya.


Sebaliknya, Hadar meminta KPU memberikan pemahaman kepada publik sejauh mana dampak dan imbas kebocoran data itu. Ia menekankan pentingnya KPU untuk memberikan respons cepat dan kepastian pada publik.

"Karenanya respons cepat, keterbukaan KPU memastikan sesungguhnya apa yang terjadi, itu menjadi penting," katanya.

Menurutnya, KPU tidak bisa lagi menjawab persoalan tersebut dengan normatif. KPU harus bersikap terbuka dan memberikan penjelasan gamblang terhadap kejadian tersebut.

Hal itu penting untuk mengedukasi dan memberikan rasa kepercayaan pada publik terkait keamanan data mereka.
"Jadi tidak bisa juga dia terus saja masih bilang 'ini kami sedang mempelajari', ini apa benar-benar mereka tidak punya kompetensi untuk mengurus ini atau bagaimana? Atau mereka memang tidak mau jujur?" ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4877 seconds (0.1#10.140)