Mimpi Tuan Tanah dari Manchester

Kamis, 02 Agustus 2018 - 17:25 WIB
Mimpi Tuan Tanah dari Manchester
Mimpi Tuan Tanah dari Manchester
A A A
GARY Neville telah mempersiapkan dengan matang segala kesibukannya usai memutuskan pensiun dari sepak bola. Bek bertahan dari Manchester United itu kini jadi tuan tanah dari Manchester yang punya mimpi besar.

Mantan pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson, tidak banyak memberikan wejangan di kamar ganti sebelum memimpin pensiunan Manchester United melawan tim World XI di pertandingan testimonial untuk gelandang tengah Manchester United, Michael Carrik, Juni tahun lalu.

Saat itu Sir Alex hanya mengatakan begitu bangga kepada semua pemain Manchester United yang pernah diasuhnya. Pemain-pemain seperti Rio Ferdinand, Park Ji Sung, Edwin Van Der Sar hingga Gary Neville tidak hanya berhasil menjelma menjadi pemain bola yang sukses, juga orang-orang sukses.

“Gary, sekarang semua tanah di Manchester punya dia,” kata Sir Alex tertawa. Sir Alex memang tengah berkelakar. Wingback yang memiliki nama julukan Red Nev itu memang tidak memiliki setiap inci tanah yang ada di Manchester.

Namun, dia tidak bohong juga kalau sekarang Gary Neville menguasai banyak tanah dan membangun banyak properti di wilayah Barat Laut Inggris tersebut. Hotel Football, Cafe Football, Restaurant & Manchester Stock Exchange Hotel adalah nama-nama tempat yang dia miliki.

Tidak berhenti di situ, pada tahun ini dia malah sedang sibuk-sibuknya mendirikan sebuah universitas yang dia namakan University Academy 92. Angka 92 dia ambil sebagai representasi Class of 92, tahun ketika dia dan beberapa rekannya, seperti Ryan Giggs, Nicky Butt, Phil Neville, Paul Scholes, dan David Beckham masuk skuad junior Manchester United.

Dengan kesibukannya yang luar biasa padat tersebut, Gary justru tetap sibuk di dunia sepak bola. Dia masih jadi pengamat sepak bola tetap dari stasiun televisi SKY . Dia dan Jamie Carragher bahkan disebut-sebut sebagai pengamat sepak bola terbaik yang pernah dimiliki oleh SKY.

Dia juga pernah menjadi pelatih klub Liga Spanyol, Valencia FC, dan sempat menjadi asisten mantan pelatih tim nasional Inggris, Roy Hogdson. Lalu apa yang membuat Gary begitu sibuknya sampai-sampai tidak bisa menikmati masa-masa pensiun dengan santai seperti pesepak bola lainnya? Jawabannya kenangan pahit.

Masih terngiang dalam ingatan Gary saat melihat salah satu rekannya di Class of 92, Ben Thornley, yang terpaksa dilepas oleh Manchester United akibat cedera. Padahal, Ben Thornley adalah sosok yang paling dominan di antara rekan-rekannya di Class of 92.

Winger asal Bury itu lebih lihai dari David Beckham. Kedua kakinya aktif dan jago dalam mencetak gol. Namun, dia hanya bisa bermain sebanyak 9 kali di level profesional bersama Manchester United. Cedera membuatnya tidak bisa bermain bersama keenam rekan-rekannya di Class of 92.

Kenangan itulah yang membekas di kepala Gary. Dia tidak bisa membayangkan jika hal tersebut terjadi pada dirinya. Tidak hanya itu, dia bahkan melihat dengan mata kepalanya sendiri banyak pensiunan sepak bola yang hidup susah begitu tidak lagi bermain bola.

Dari situlah keinginan untuk meningkatkan kemampuan diri bermula. Terlebih lagi Gary sadar bahwa dirinya tidak setampan David Beckham yang sekarang dengan mudah mengeksploitasi personalitasnya menjadi kerajaan bisnis.

Dia juga tahu kalau dia tidak selihai Cristiano Ronaldo yang bisa mengumpulkan uang dalam jumlah besar karena kemampuannya. Dari 400 kali membela Manchester United, dia cuma 5 kali mencetak gol.

Namun, jangan ragukan determinasinya. Adapun yang dia punya, seperti halnya dia membela Manchester United adalah kemauannya yang keras, loyalitas, hingga totalitas. “Setelah melihat kejadian Ben Thornley, saat itu saya yakin bahwa saya harus bisa memiliki kemampuan lainnya di luar sepak bola,” ujar Gary.

Setelah itu, hampir setiap hari, sebelum memulai latihan, Gary menghabiskan waktunya dengan membaca. Koran, terutama halaman bisnis, adalah sarapan paginya. Buku-buku bisnis juga dia lalap habis.

Sir Alex tidak menyadari perubahan ini, yang dia tahu hampir setiap pagi, Gary selalu mendiskusikan berita-berita bisnis di koran dengan asistennya di Manchester United. Gary memang berusaha keras tidak ketahuan dari pengamatan Sir Alex.

Dia merasa Sir Alex akan memintanya mengurangi kegiatan tersebut karena akan mengganggu klub. Karenanya, dia berusaha keras agar pelatih asal Skotlandia itu tidak tahu. “Setiap ada panggilan telepon bisnis, saya selalu kabur ke ruang mandi dan menyalakan air agar tidak terdengar siapa pun termasuk bos (Sir Alex),” tuturnya.

Langkah bisnis pertama yang dilakukan Gary terbilang sederhana. Dia hanya membeli sebuah lahan yang cukup luas dan dijadikannya sebagai properti. Namun, setelah itu dia langsung membuat sebuah firma bernama Zerum Consult. Firma ini memberikan konsultasi desain properti kepada siapa pun.

Dari Zerum Consult, Gary mulai melebarkan sayapnya. Dia mencaplok banyak tanah yang ada di Manchester. Zerum Consult ternyata tidak cukup buat Gary. Kakak kandung Phil Neville itu menjelma jadi ikan yang sangat besar dan butuh kolam yang lebih luas lagi. Bersama Ryan Giggs, Gary kemudian mendirikan sebuah perusahaan bernama GG Hospitality.

GG merupakan singkatan dari Gary dan Giggs. Dari Zerum yang cuma memiliki karyawan puluhan orang, Gary kini membayar gaji 700 karyawan. Lewat GG Hospitality inilah, Gary kemudian menjelma menjadi tuan tanah di Manchester.

Dia membeli banyak tanah di Manchester, termasuk pembelian fantastis gedung Manchester Stock Exchange yang sudah tidak berfungsi. Gedung tersebut diubah oleh Gary menjadi sebuah hotel tanpa mengorbankan nuansa klasik yang dimiliki gedung aslinya. Dia juga membeli sebuah klub sepak bola bernama Salford City yang hingga kini masih terus berkompetisi di National League.

Masih banyak mimpi yang ingin diwujudkan Gary Neville, seperti mendirikan universitas yang saat ini masih dalam tahap proses perizinan, hingga mendirikan rumah murah yang bisa dimiliki kalangan bawah di Manchester. “Hidup itu perjalanan dan gelar itu bukan tujuan akhir. Jika kita ingin mencapai gelar, kita tidak tahu apa yang dilakukan selanjutnya,” ujarnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8329 seconds (0.1#10.140)