Terisolasi Akibat Konflik Ukraina dan Gaza, Tanda Akhir Hegemoni AS

Sabtu, 24 Februari 2024 - 11:01 WIB
loading...
Terisolasi Akibat Konflik Ukraina dan Gaza, Tanda Akhir Hegemoni AS
Presiden AS Joe Biden. Foto/REUTERS
A A A
BRASILIA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengadakan pertemuan dengan para menteri luar negeri dari beberapa negara di sela-sela KTT G20 di Brasil pada Kamis (22/2/2024), untuk menunjukkan Rusia tidak terisolasi dari dunia.

“Amerika Serikat (AS) gagal mencapai tujuannya mengisolasi dan memecah-belah Rusia, namun berhasil mencapai tujuannya yang tidak dinyatakan, yaitu deindustrialisasi Eropa,” ungkap koresponden perang dan analis Elijah Magnier kepada The Critical Hour di Sputnik pada Kamis.

“Dunia memang sedang berubah, bukan hanya karena perang terhadap Rusia di Ukraina tetapi juga perang di Gaza. Perkembangan negara-negara BRICS dan peningkatan Kerjasama Shanghai. Semua indikasi ini mengarah pada satu kenyataan, awal dari berakhirnya hegemoni AS,” ujar dia.

“Lima puluh negara berkumpul untuk mengalahkan Rusia dan mereka gagal… Ukraina telah dikalahkan dan Eropa dikalahkan,” tegas Magnier, kemudian mencatat perekonomian Rusia jauh lebih baik daripada perekonomian Eropa.

Selain itu, konflik di Gaza telah menghapuskan segala kepura-puraan atas superioritas moral Barat. “Kita dihadapkan pada perang di Gaza, di mana tidak satupun dari landasan moral tersebut diterjemahkan menjadi hukuman bagi mereka yang melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Di sinilah, saat ini, Amerika benar-benar terisolasi, begitu pula dengan mitra-mitra mereka di Eropa,” papar dia.



Amerika hanya bisa bertahan melalui perang, menurut Magnier, yang mengakibatkan NATO mengancam perang dengan China ketika aliansi Barat tersebut tidak mampu menangani musuh yang jauh lebih lemah.

“AS dan Inggris gagal di hadapan aktor non-negara di Laut Merah (seperti) Ansarallah Houthi… Jadi bagaimana kita bisa memahami bahwa Amerika siap memulai perang melawan Rusia dan kemudian melawan China?” tanya dia.

Pembawa acara Wilmer Leon mengemukakan apa yang dia yakini sebagai tujuan perang di Ukraina yang “tidak disebutkan” yaitu “de-industrialisasi Eropa” yang tidak seperti tujuan yang dinyatakan untuk mengalahkan Rusia, “tampaknya berjalan cukup baik.”

Magnier setuju dan menyatakan keterkejutannya karena Jerman tampaknya menolak bereaksi. “Pipa Nord Stream II diledakkan dan Jerman menolak menyelidiki aksi teroris tersebut,” seraya mencatat harga energi meningkat di seluruh Eropa, meskipun masih ada beberapa negara Eropa yang membeli gas Rusia.

“Ketika energi tidak terjangkau… terjadi migrasi industri Eropa ke Amerika Serikat di mana energi lebih murah,” ujar dia.

“Ini adalah (bagaimana) Amerika berhasil membuat orang-orang Eropa, secara harafiah, tersingkir, dan ini adalah sesuatu yang orang-orang Eropa pahami, sadari, (dan) pahami sepenuhnya, namun, yang mengejutkan, mereka tidak benar-benar bereaksi dan menghentikan semua perang tak berguna ini yang (mengarahkan) mereka ke arah kehancuran industri dan ekonomi Eropa,” pungkas dia.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1273 seconds (0.1#10.140)