Menang Dua Laga di Grup 4 League A, Spanyol Dekati Semifinal

Kamis, 13 September 2018 - 11:53 WIB
Menang Dua Laga di Grup 4 League A, Spanyol Dekati Semifinal
Menang Dua Laga di Grup 4 League A, Spanyol Dekati Semifinal
A A A
ELCHE - Pelatih Luis Enrique memperlihatkan jika dirinya adalah pengganti tepat untuk menyelamatkan timnas Spanyol yang tenggelam di Piala Dunia 2018.

Indikasinya adalah kemenangan pada dua laga Grup 4 League A yang membuat mereka mendekati final four atau semifinal. Seusai menjinakkan timnas Inggris, semifinalis Piala Dunia 2018, dengan skor 2-1 di Stadion Wembley pada laga perdana UEFA Nations League, giliran Kroasia dipermalukan.

Finalis Piala Dunia 2018 itu digelontor setengah lusin gol saat kedua tim bertemu di Estadio Manuel Martinez Valero, Elche, Rabu (12/9) dini hari. “Kami tampil luar biasa. Kami bermain secara kolektif.
Bertahan dan menyerang bersama,” kata Marco Asensio, setelah pertandingan, dikutip Marca. Asensio menjadi salah satu pemain yang mengundang banyak pujian pada laga tersebut.

Menjadi starter, penyerang sayap Real Madrid tersebut membukukan satu gol pada menit ke-33 dan memberikan tiga assist masing-masing kepada Rodrigo Moreno (46), Sergio Ramos (57), dan Isco (70).

Dua gol Madrid lainnya disumbangkan Saul Niguez pada menit ke-24 dan gol bunuh diri Lovre Kalinic. “Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik saat di lapangan. Jika saya bisa memberikan kontribusi pada gol dan assist, tentu lebih baik.

Kemenangan ini membuat La Furia Roja setengah langkah di babak final four. Mereka hanya membutuhkan sekali kemenangan atau dua kali imbang untuk mengunci status juara Grup 4 League A.
Dua kemungkinan tersebut sudah terlihat saat menjamu Inggris, 15 Oktober, dan bertandang ke kandang Kroasia, 15 November mendatang. Sesuai regulasi, khusus League A, UEFA Nations League akan menggelar semifinal dan final untuk menentukan juara.

Peserta semifinal atau final four akan digelar pada 5 dan 6 Juni 2019 dengan sistem gugur. Tuan rumah akan ditentukan pada 3 Desember 2018 berdasarkan hasil bidding peserta UEFA Nations League.

Syaratnya, stadion tuan rumah final four harus memiliki kapasitas 30.000 tempat duduk, sebisa mungkin berasal dari semifinalis atau maksimal berjarak 150 km dari negara peserta final four. “Kami menghadapi Kroasia, tim yang menekan dengan sangat baik, dan sulit bagi kami mendistribusikan bola.

Sebelum semuanya berubah pada menit ke-20,” kata Enrique, tentang pertandingan. Mantan pelatih AS Roma tersebut merasa puas dengan penampilan pemainnya.

Dia memuji bagaimana pemainnya bisa mengalirkan bola dengan cepat dikombinasikan dengan tekanan langsung ke lini pertahanan ditambah kerja sama antarlini yang baik. Dia juga memuji peran Ramos dan Asensio yang bermain bagus dan mengubah permainan.

“Tidak ada yang perlu dikritik. Saya hampir suka semuanya,” tandasnya. Soal permainan dan gol yang dicetak, mungkin tak ada kritik. Tapi, keputusan Enrique yang menjadikan pemain Madrid sebagai tulang punggung tim memunculkan tanya.

Pelatih berusia 48 tahun tersebut membuat kejutan dengan menurunkan enam pemain Madrid sebagai starter saat melawan Kroasia! Tiga pemain di belakang, yaitu Nacho, Ramos, dan Carvajal.

Tiga lagi tersebar di tengah yang ditempati Dani Ceballos dan dua penyerang sayap Isco serta Asensio. Sebelumnya, menghadapi Inggris, ada lima pemain Los Blancos dalam starting line-up . Sementara Barcelona hanya menempatkan satu pemain di posisi inti, yaitu Sergio Busquet saat menghadapi pasukan Zlatko Dalic.

Komposisi ini di luar kebiasaan pelatih sebelumnya. Setidaknya hampir semua pelatih mempertimbangkan perimbangan antara pemain Madrid dan Barcelona. Tapi, Enrique mendobrak pakem itu.

“Saya tidak tahu dan tak peduli. Mereka adalah representasi timnas Spanyol, tidak lebih. Mereka bukan dari satu tim atau yang lain. Saya hanya melihat baju timnas,” tandasnya. Menurut dia, tidak masuk akal membandingkan tim dengan klub.

“Kami memiliki gagasan kami bermain sepak bola dan hari ini semuanya menakjubkan. Kami mulai dengan beberapa keraguan. Tapi, kemudian bermain brilian dengan mendapatkan gol luar biasa,” sebutnya.

Gelandang Kroasia Luka Modric mengakui laga melawan Spanyol adalah pertandingan sulit. Timnya mampu bermain baik selama 20 menit pertama dengan menciptakan dua sampai tiga peluang.

Sayangnya, peluang itu gagal dikonversi menjadi gol. Petaka terjadi saat mereka justru kebobolan dua gol di babak pertama. Saat itu, permainan Kroasia mulai berantakan.

“Kami mulai ber main untuk diri sendiri, tidak saling membantu, dan jauh dari pemain kami biasanya. Pada akhirnya hasilnya buruk. Ini adalah kekalahan yang sulit. Tapi, kami perlu mengambil pelajaran dari laga ini,” ujar Modric.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4873 seconds (0.1#10.140)