Respons Hyundai Soal Mobil Listrik China Dijual dengan Harga Murah

Minggu, 24 Maret 2024 - 11:35 WIB
loading...
Respons Hyundai Soal Mobil Listrik China Dijual dengan Harga Murah
Mobil Listrik China Dijual dengan Harga Murah. FOTO/ DAILY
A A A
JAKARTA - Peredaran mobil listrik di Indonesia makin besar, dengan sejumlah produsen asal China masuk dan menawarkan dengan harga murah. Hyundai sebagai pionir dalam menjual kendaraan listrik di Tanah Air bakal ikut perang harga murah?



Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan pihaknya tak akan mengikuti jejak brand China. Dikatakannya, Hyundai memiliki segmen konsumen tersendiri.

“Strategi Hyundai agak berbeda dengan merek lain. Kalau lihat di GIIAS ada satu merek keluarkan (harga) Rp189 juta, besok harinya keluar (kompetitor) Rp188 juta. Hyundai tidak bermain seperti itu, mainnya tadi, yaitu dalam sisi kualitas produk dan servis termasuk ekosistem. Kami tidak akan masuk ke area itu,” ujar Frans di Jakarta Selatan, belum lama ini.

Seperti diketahui, saat ini pasar Indonesia kehadiran BYD yang memasarkan produknya dengan harga yang sangat terjangkau. Bahkan, sedan mewah BYD Seal dibanderol Rp700 jutaan, sementara Hyundai Ioniq 6 dijual Rp1,2 miliar.

“Kita akan teruskan yang namanya ekosistem bisa dua, charging station. Kedua kita juga masuk ke hulu itu adalah pabrik baterai. Itu strategi kita dalam memasuki pasar. Gak harus serta merta bahwa ada mobil masuk terus terjadi perang harga,” kata Frans.

Chief Marketing Officer HMID Budi Nur Mukmin mengatakan soal penentuan harga merupakan strategi penjualan setiap merek. Oleh sebab itu, ia tak merasa istilah perang harga tepat untuk kondisi pasar mobil listrik saat ini.

“Saya tidak tahu kata perang harga itu tepat. Karena setiap merek punya strategi sendiri ingin masuk ke segmen yang ingin dituju, kami juga punya strategi harga tertentu sesuai dengan karakteristik dari segmen itu,” katanya.

“Jadi dengan strategi itu, approach yang mereka lakukan saya gak bisa menyebut apakah itu sebagai definisi perang harga,” sambungnya.

Budi menegaskan bahwa setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing, ditambah dengan bantuan dari pemerintah negara asal brand tersebut. Menurutnya, selisih harga mobil listrik yang ada saat ini merupakan strategi brand dalam menggaet konsumen.

“Definisi perang harga mungkin harus didefinisikan secara pasti, misal satu merek ada harga sekian, lainnya turun lagi itu mungkin itu perang harga. Tapi kalau setiap merek punya strategi sendiri saya rasa itu bukan perang harga, itu cuma strategi aja,” tuturnya.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1931 seconds (0.1#10.140)